"Pembelajaran tatap muka, kita utamakan untuk prodi yang membutuhkan kompetensi hardskill yang sulit didapatkan melalui Pendidikan Jarak Jauh (PJJ),” ujar Nizam dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.
Nizam mengingatkan, PJJ akibat pandemi covid-19 tak boleh membuat kompetensi lulusan perguruan tinggi menjadi berkurang. Survei yang dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi, kata dia, baik mahasiswa dan orang tua berharap bisa kembali ke kampus.
Nizam mengatakan, sebagian besar mahasiswa yang melakukan PJJ di rumah nyatanya tidak melakukan pembelajaran di rumah. Banyak mahasiswa yang justru belajar dari kafe.
"Sehingga tidak mencapai tujuan awal dari PJJ tersebut. Akan lebih produktif dan penularan covid-19 lebih terkendali jika mahasiswa kembali ke kampus. Tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat," terang dia.
Baca: Kasus Covid-19 Meroket, KPAI Usulkan Pembukaan Sekolah Ditunda
Nizam meyakini dengan disiplin terhadap protokol kesehatan, penyebaran covid-19 dapat ditekan. Ia menegaskan, PTM di kampus dengan protokol kesehatan yang ketat lebih baik dibandingkan PJJ yang dilakukan dari kafe.
Nizam menjelaskan vaksinasi covid-19 untuk dosen dan tenaga kependidikan diprioritaskan untuk yang berusia 40 tahun ke atas. Sebab, yang berusia di bawah 40 tahun memiliki ketahanan tubuh yang baik.
Sementara itu, untuk vaksinasi mahasiswa juga dilakukan terutama di daerah yang memiliki kasus covid-19 tinggi. Misalnya Jakarta, Bali dan provinsi lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News