Mendikbudristek Nadiem Makarim. DOK Kemendikbud
Mendikbudristek Nadiem Makarim. DOK Kemendikbud

Nadiem Bagikan Kunci Sukses Hadapi Disrupsi Teknologi

Renatha Swasty • 20 Desember 2022 16:32
Jakarta: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berbagi kunci sukses menghadapi disrupsi teknologi. Nadiem menyebut terdapat dua hal penting yang mampu menghalau dampak negatif teknologi sekaligus mengoptimalkan disrupsi teknologi untuk kemajuan bangsa.
 
"Yang pertama adalah kemauan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Terus belajar hal-hal baru sehingga akan terus relevan dengan perkembangan zaman. Kemudian kedua, kemampuan berpikir kritis, kreatif, sehingga mampu menghadirkan solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi," kata Nadiem dalam sesi dialog bertajuk "Technology Disruption: Risks and Opportunities" pada NU Tech Final Day dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 Desember 2022.
 
Nadiem menyampaikan banyak hal positif yang bisa dicapai Kemendikbudristek dengan dukungan teknologi. Salah satunya, memperkenalkan Kurikulum Merdeka yang didukung Platform Merdeka Mengajar.

Dia menyebut platform berbasis Android yang disediakan gratis untuk guru itu telah membantu guru meningkatkan kompetensi secara mandiri dengan mengikuti modul-modul pelatihan yang disediakan di PMM. Nadiem mengatakan dengan PMM, ada 1,9 juta guru di lebih dari 140 ribu sekolah aktif belajar mandiri mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
 
"Kalau sebelumnya harus menunggu dipanggil dulu untuk mendapatkan pelatihan kurikulum, sekarang bisa langsung belajar lewat modul-modul yang disediakan dalam PMM," jelas Nadiem.
 
Dia mengatakan guru juga semakin aktif berkarya dan membagi inspirasi praktik baik pembelajaran melalui PMM. Terdapat 180 ribu lebih karya yang diunggah oleh 70 ribu guru untuk menginspirasi sejawat.
 
Nadiem menyebut guru juga semakin aktif belajar bersama di dalam berbagai komunitas guru dari berbagai wilayah Indonesia yang kini semakin mudah terbentuk dan beraktivitas melalui PMM. "Sekarang ada sekitar 10 ribu komunitas belajar yang terbentuk melalui PMM," ujar Nadiem.
 
Dia mengakui pentingnya upaya-upaya untuk mendorong penggunaan teknologi untuk hal positif, misalnya mengakselerasi kemajuan dunia pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Nadiem juga mengingatkan berbagai dampak negatif teknologi bila tidak disikapi dengan bijak.
 
Beberapa contoh dampak negatif akibat disrupsi teknologi yang mulai ditemukan dalam keseharian adalah digantikannya beberapa jenis pekerjaan dengan mesin. Kemudian, meningkatnya isu kesehatan mental, khususnya pada generasi muda dengan adiksi pada media sosial.
 
Nadiem mengajak generasi muda menjadi pembelajar sepanjang hayat serta, terus mengasah kemampuan berpikir kritis. Sehingga, kreatif dan berorientasi pada pemecahan masalah.
 
Sementara itu, salah satu pembicara Gita Wirjawan optimistis bangsa Indonesia bisa menjadi pelopor dalam bidang teknologi kelas dunia. “Saat ini, kita masih lebih banyak menjadi pengguna teknologi, tapi bukan berarti kita tidak bisa beranjak ke sektor-sektor lain yang belum terjamah,” ungkap dia.
 
NU Tech diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, Badan Inovasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkolaborasi dengan Narasi dan Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman publik terkait makna disrupsi teknologi serta potensi yang dapat dimaksimalkan dan risiko yang perlu dimitigasi dari disrupsi teknologi.
 
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta seluruh elemen NU dari mulai pelajar, santri, mahasiswa, dan lainnya bergabung mengembangkan diri dalam memajukan kapabilitas digital di Indonesia.
 
"Kegiatan NU Tech ini merupakan suatu paling mendasar adalah untuk menyerap dan merekrut sumber daya manusia yang menguasai kemampuan untuk mengembangkan teknologi," kata Gus Yahya.
 
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) Muhamad Hasan Chabibie berkesempatan mewakili Nadiem menjadi Juri dalam Innovation Pitching Competition. Ajang ini menjadi wadah bagi talenta digital yang memiliki aspirasi untuk menjadi innovator dan menyampaikan ide inovasinya untuk membawa perubahan dan dampak positif bagi masyarakat.
 
Baca juga: Pemuda Harus Mampu Meningkatkan Kualitas Diri untuk Jawab Tantangan Masa Depan 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan