Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti mengatakan, kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi Peta Jalan Pendidikan Nasional yang menekankan kemahiran berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris sebagai instrumen kunci dalam mengembangkan profil lulusan yang produktif dan kompetitif secara global.
Menurutnya, arah kebijakan pembelajaran Bahasa Inggris dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2025 - 2045 bertumpu pada tiga pilar transformasi. Yaitu pemerataan akses kualitas layanan pendidikan, peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta transformasi pembelajaran menuju pendidikan mendalam (deep learning) yang berorientasi pada masa depan, produktif dan kompetitif.
Hal ini disampaikan Mu'ti saat menjadi pembicara utama (keynote speaker) pada Konferensi internasional TEFLIN (Teaching English as a Foreign Language) ke-71 di Universitas Brawijaya, Malang, 8 - 10 Oktober 2025. Konferensi Internasional ini mengangkat tema "Reimaqining English Language Education in the Age of Al and Digital Transformation: Integrating Inclusive Education and Cultural Diversity" yang dihadiri oleh para pakar pendidikan Bahasa Inggris dari berbagai negara.
Mu'ti juga menegaskan pentingnya teknologi dan kecerdasan buatan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. "Meskipun teknologi sangat membantu, namun ia tidak dapat menggantikan peran quru," katanya, dalam siaran pers yang dikutip Selasa, 14 Oktober 2025.
Mata Pelajaran Koding
Sejalan dengan kebijakan pembelajaran mendalam (deep learning), salah satu mata pelajaran opsional adalah koding dan kecerdasan buatan yang dapat diintegrasikan dengan pembelajaran bahasa Inggris.Untuk mendukung kebijakan tersebut, Mendikdasmen mengakui bahwa kompetensi guru Bahasa Inggris saat ini masih perlu ditingkatkan. "Mulai tahun depan kita akan menyelenggarakan pelatihan intensif untuk guru Bahasa Inggris," jawabnya.
Sebagai tindak lanjut, Kemendikdasmen melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan merancang program peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar dalam Mengajar Bahasa Inggris (PKGSD MBI).
Program ini bertujuan meningkatkan kemahiran bahasa Inggris Guru SD untuk mencapai level CEFR (Common European Framework of Reference for Language) A2, dengan fasilitator nasional minimal level B1+. Program ini dibuat dengan prinsip pembelajaran mindful (berkesadaran), joyful (menyenangkan), meaningful (bermakna), serta terintegrasi dalam sistem LMS untuk mendukung pembelajaran digital yang berkelanjutan.
Salah satu peserta konferensi, Risma Riansih, guru SMAN 1 Lubuk Linggau, yang saat ini sedang menempuh studi S3 mengaku sangat antusias mengikuti Konferensi Internasional ke-71. la mengikuti acara tersebut untuk terus mengembangkan kompetensinya sebagai pendidik. Dari konferensi ini, ia memperoleh ilmu baru tentang teknik mengajar dan penggunaan kecerdasan buatan dalam pembelajaran. Risma mengatakan, kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan peran quru, melainkan hanya sebagai pendukung.
"Guru tetap dibutuhkan kapanpun dan di manapun. Kecerdasan buatan hanya sebagai partner saja," ujarnya.
Ke depan, ia berencana mengajarkan siswa-siswanya untuk memanfaatkan Al dengan bijak tanpa menjadikannya sebagai satu-satunya alat berpikir.
Perwakilan panitia penyelenqqara TEFLIN 2025 menyampaikan, kehadiran mendikdasmen sangat relevan dengan arah konferensi tahun ini. Sebab, peserta yang hadir merupakan para guru dan dosen bahasa Inggris dari fakultas ilmu pendidikan yang berfokus pada teacher training untuk mencetak calon-calon guru masa depan.
"Kami ingin para future teachers siap menghadapi kebijakan baru penqajaran bahasa Inqgris di sekolah dasar dan mampu beradaptasi dengan perkembangan kecerdasan buatan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id