"Saya sangat menyayangkan khususnya teman-teman yang berlatar belakang NU pergi ke sana, apalagi memposting foto dan video ke mana-mana. Saya sangat sedih dan malu melihat ini semua," ujar Munjid dikutip dari laman nu.or.id, Selasa, 16 Juli 2024.
Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) tersebut menyoroti saat ini Israel berada dalam posisi terpojok di mata dunia. Hal ini menyusul demonstrasi besar-besaran di berbagai penjuru dunia.
"Bahkan di Amerika, banyak pejabat yang mundur dari posisi dalam struktur administrasi Biden karena kebijakan dukungan terhadap Israel yang sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dan kemanusiaan. Gerakan boikot di mana-mana," ujar Munjid.
Munjid mengatakan sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia seharusnya bersikap tegas dalam mengecam tindakan genosida Israel. Dia menegaskan Israel mesti dijauhi dalam situasi seperti sekarang, jika tidak bisa ikut menghukumnya.
"Menjauhi itu tindakan yang paling minimal. Israel sedang butuh teman dan dukungan untuk terus membantai rakyat Palestina yang tak berdosa," tegas Munjid.
Munjid juga mempertanyakan tujuan dan manfaat dari kunjungan tersebut. Ia sangat menyayangkan kunjungan ke Israel yang tidak berafiliasi dengan PBNU itu.
"Seluruh tindakan dan wacana yang bisa dipakai sebagai justifikasi kekerasan Israel akan mereka pakai. Buat apa ada orang-orang kita yang mendekat? Apa tujuannya? Atas nama siapa? Apa manfaatnya? Tak ada jawaban masuk akal yang bisa diterima," tegasnya.
Munjid menegaskan peserta kunjungan tersebut diundang dan pergi atas nama pribadi, bukan mewakili NU secara resmi. Dia mengatakan seluruh dunia yang berpikir waras sekarang sedang mengutuk Israel karena kejahatan kemanusiaan dan genosida terhadap rakyat Palestina.
"Kita harus menjauhi Israel, mengutuk, dan menghukum mereka yang rasis, tak berperikemanusiaan, dan mengabaikan hukum internasional," tegas dia.
Baca juga: PBNU Bakal Panggil 5 Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News