Ilustrasi lato-lato. Medcom
Ilustrasi lato-lato. Medcom

Demam Lato-Lato, Sosiolog Unpad Beberkan Dampak Baik Buruknya pada Anak

Renatha Swasty • 09 Januari 2023 18:09
Jakarta: Permainan tradisional, lato-lato, yang ada sejak 1990 kembali populer dimainkan anak-anak di Indonesia. Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Hery Wibowo mengungkap fakta sosiologis dari permainan lato-lato.
 
Hery menyebut permainan lato-lato menjadi momentum terbaik bagi orang tua untuk sedikit melepaskan anak dari ketergantungan bermain telepon seluler. Sehingga, anak menjadi sedikit terhindar dari potensi negatif yang bisa dialami ketika terlalu banyak bermain gawai.
 
“Ini juga momentum terbaik untuk membangun growth mindset dengan penekanan proses itu penting, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil,” kata Hery dikutip dari laman unpad.ac.id, Senin, 9 Januari 2022.

Hery menjelaskan ada delapan fakta sosiologis terkait permainan lato-lato. Pertama, lato-lato mampu membangun interaksi sosial. Berbeda dengan permainan berbasis perangkat, seperti HP, tablet, atau lainnya, lato-lato lebih menyenangkan dimainkan bersama-sama.
 
“Artinya, inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi alien karena suka menyendiri dan generasi rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antar anak-anak mulai terbangun,” kata Hery.
 
Fakta kedua, lato-lato mampu membangun identitas sosial dan konsep diri positif. Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.
 
Hery memaparkan ini bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya. Sebab, mereka memiliki wahana untuk menunjukkan kebisaan yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.
 
Fakta ketiga, menjadi magnet Fear of Missing Out atau FOMO. Hery menjelaskan FOMO menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis ahli.
 
Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 selalu takut dikatakan ketinggalan zaman. Sehingga, mereka berlomba mengejar apa pun yang sedang viral.
 
Fakta keempat, lato-lato mampu mewadahi karakter generasi Z sebagai generasi do it yourself. Permainan ini dengan segala kesederhanaannya mampu mendorong pemain melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya. Melalui ini, kapasitas kreativitas anak dapat terus berkembang dengan cara menyenangkan.
 
Fakta kelima, alternatif membangun hubungan sosial yang menyenangkan bagi orang tua dan anak. Momentum memainkan lato-lato dapat menjadi waktu berkualitas bagi anak dan orang tua, sekaligus wahanan pemahaman nilai-nilai positif dan sarana orang tua mengapresiasi kelebihan sang anak.
 
"Sehingga anak makin merasa berharga. Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak,” papar dia.
 
Fakta keenam, potensi panjat sosial (pansos). Di era media sosial, popularitas di dunia sosial seakan menjadi level atau status sosial alternatif di luar dunia nyata. Dia menyebut kemahiran memainkan lato-lato dapat menjadi wahanan pansos bagi pemainnya.
 
Fakta ketujuh, aktivitas bermain lato-lato dapat menjadi stress healing bagi sang anak untuk rehat sejenak dan mengisi energi untuk kembali siap melakukan aktivitas akademik sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.
 
Fakta kedelapan, lato-lato mampu memberikan pengaruh ekonomi positif bagi penjual dan produsennya. Permainan ini dapat dengan mudah dimiliki semua orang dengan harga yang relatif terjangkau.
 
Hery menyebut selain memiliki berbagai fakta sosiologis, di sisi lain, permainan ini memiliki berbagai dampak yang bisa timbul. Hery mengungkapkan fakta tersebut menjadi negatif apabila anak-anak ataupun orang tua tidak bisa mendukung dan mengaturnya.
 
Beberapa dampak tersebut di antaranya mengurangi waktu belajar atau mengerjakan tugas karena ketagihan bermain, potensi melahirkan rasa rendah diri bila tidak berhasil memainkannya, hingga tidak pekanya orang tua terhadap keberhasilan anaknya dalam bermain lato-lato.
 
Selain itu, anak juga perlu waspada saat bermain permainan ini. Ayunan bola yang kuat dan tidak terkontrol dengan baik berpotensi membentur ke bagian tubuh pemainnya, seperti mata, hidung, ataupun kepala.
 
“Sehingga diperlukan fokus dan konsentrasi penuh dalam memainkan, agar tidak membahayakan pemain maupun teman-teman disekitarnya,” ujar dia.
 
Baca juga: Kurangi Penggunaan Gadget pada Anak, Puluhan Anak-anak di Lampung ikut Lomba Lato-Lato

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan