Menurut Asdak (2007), DAS terdiri dari subsistem hulu, tengah, dan hilir. Hulu merupakan awal mula dari aliran sungai yang ditandai dengan derasnya arus air, aliran air jernih, serta terdapat batu-batu besar dan air terjun.
Selanjutnya, air itu mengalir ke bagian tengah yang terletak di daerah relatif dasar. Pada bagian ini, biasanya arus air tidak terlalu deras dan terbentuk meander atau kelokan sungai yang besarnya 180 derajat. Air tersebut terus mengalir hingga mencapai titik akhir, yaitu hilir atau muara sungai.
Tak hanya sekadar mengalirkan air, DAS memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Di antaranya dapat menjadi cadangan air, irigasi atau pengairan sawah dan pemukiman, tempat wisata, serta ladang bisnis perikanan darat.
Selain bermanfaat, DAS juga bisa membawa petaka bila daerahnya rusak atau bermasalah. Lantas, faktor apa saja yang berpotensi membuat daerah tersebut bermasalah? Berikut ulasannya.
Permasalahan Daerah Aliran Sungai
Setidaknya terdapat tiga permasalahan yang paling sering dijumpai pada DAS, yaitu:1. Erosi
Erosi merupakan peristiwa hilang atau terkikisnya tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami, seperti pergerakan air, angin, atau es. Pada DAS, erosi terjadi karena adanya air sungai yang mengalir secara terus menerus.2. Longsor
Longsor merupakan faktor lain penyebab rusaknya DAS. Biasanya, longsor terjadi lantaran kemiringan lereng terlalu tinggi, serta pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, longsor juga bisa dipicu oleh faktor alam, seperti curah hujan yang tinggi.3. Permukiman di sekitar DAS yang terlalu padat
Kependudukan merupakan aspek yang sangat penting dalam pengelolaan DAS. Sebab, faktor tersebut dapat memengaruhi kondisi DAS.Jika permukiman di sekitar daerah itu terlalu padat, maka kecil kemungkinan tersedia tempat pembuangan sampah. Akibatnya, warga setempat membuang limbah ke sungai.
4. Keringnya lingkungan di sekitar DAS
Permasalahan yang juga sering terjadi pada DAS ialah lingkungan sekitarnya gersang. Kegersangan ini disebabkan tidak adanya pepohonan atau hutan di sekitar DAS rusak.Untuk mencegah permasalahan di atas, terdapat sejumlah cara guna melestarikan DAS. Berikut ulasannya.
Pelestarian Daerah Aliran Sungai
Upaya pelestarian lingkungan DAS mencakup berbagai aspek, mulai dari perlindungan, pemeliharaan, hingga pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan. Tindakan konservasi itu sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni:1. Konservasi mekanis
Konservasi ini dilakukan langsung oleh manusia dengan merealisasikan sejumlah hal yang bersifat teknis. Semisal, membangun bendungan dan guludan, membuat pengendalian daya rusak air di daerah hulu, dan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu.2. Konservasi vegetatif
Konservasi ini dilakukan melalui perantaran tanaman. Caranya, manusia akan menanam jenis tanaman tertentu untuk roboisasi. Pemilahan tanaman itu sendiri tidak boleh sembarangan, melainkan harus disesuaikan dengan lahan.3. Konservasi edukasi
Konservasi ini dilakukan dengan menanamkan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya DAS. Selain itu, bisa juga diberikan edukasi tentang bahaya penebangan hutan di sekitar daerah itu dan seruan untuk menjaga kebersihan lingkungan.Sebagai contoh, konservasi edukasi ini telah dijalankan melalui program Citarum Harus yang diselenggarakan pemerintah daerah Jawa Barat bersama mahasiswa.
Perlu diingat, pengelolaan DAS merupakan bagian penting dari penataan wilayah Indonesia. Oleh karena itu, jangan anggap remeh kebersihan sungai di lingkungan sekitar, ya! (Nurisma Rahmatika)
Baca: Warga Sepatan Kabupaten Tangerang Mengeluh Bau Limbah Oli di Sungai
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id