Mendikbudristek Nadiem Makarim. DOK YouTube Komisi X DPR RI
Mendikbudristek Nadiem Makarim. DOK YouTube Komisi X DPR RI

Pamit ke Komisi X DPR RI, Nadiem Bacakan Puisi

Ilham Pratama Putra • 12 September 2024 10:00
Jakarta: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim bersiap mengakhiri masa jabatannya. Ia berpamitan dengan anggota legislatif dari Komisi X DPR RI yang merupakan mitra Kemendikbudristek, pada Rapat Kerja terakhir.
 
"Ini adalah saat terakhir saya akan duduk di sini secara formal," kata Nadiem dalam Komisi X DPR RI Raker dengan Mendikbudristek RI di YouTube Komisi X DPR RI dikutip Kamis, 12 September 2024.
 
Ia berharap meskipun tak lagi menjadi Mendikbudristek, dirinya dapat dikenang serta terus dapat menjalin pertemanan dengan Komisi X DPR RI. "Ini adalah perjalanan lima tahun yang saya tidak mungkin bisa lupakan," ujar dia.

Pada momentum tersebut, Nadiem menyempatkan membaca puisi yang memotret dunia pendidikan dalam lima tahun kepemimpinannya.
 
Berikut puisi Nadiem di Komisi X DPR RI:
 
Zaman dulu murid merasa berat bangun di pagi hari
Memakai seragam sekolah terasa tegang di hati
Karena anak itu tahu sesaat lagi dia akan masuk ruang kelas yang menakuti
 
Zaman dulu setiap kesalahan dikenai hukuman
Setiap pertanyaan dipermalukan
Relevansi dari ajaran semakin membingungkan
Dari hari ke hari ia semakin ketinggalan
 
Bukan hanya anak yang ketakutan, ibu guru pun tak bisa napas mengejar pembelajaran
Materi ajar serasa kereta tanpa batas kecepatan
Beban birokrasi membuat guru seperti tahanan
 
Tetapi di dalam hati setiap anak ada mimpi yang tersembunyi
Keinginan untuk belajar tanpa dihakimi
Kepercayaan kuat bahwa dia punya kompetensi
Keinginan untuk dilihat sebagai manusia mandiri
 
Dan setiap guru punya firasat di dalam hati bahwa mereka
Bahwa mungkin metode kuno sudah tidak relevan lagi
Bahwa pembelajar sepanjang hayat tidak mungkin bisa diproduksi
Dengan kekakuan, dengan penghafalan, dan standarisasi
 
Baik anak maupun guru harus diberikan ruang untuk berkreasi, berinovasi, bahkan untuk berjuang
Ruang kelas menjadi panggung dan juga peluang
Untuk menemukan jati diri setiap orang
 
Pada hari ini kita semua bergabung untuk melihat apa yang terjadi kalau murid dan guru diberikan panggung
Untuk membuktikan bahwa kreativitas dan kolaborasi sama pentingnya dengan berhitung
Karena inilah resep yang membuat mimpi setiap anak melambung
 
Bapak dan Ibu, proses transformasi membutuhkan sabar
Hampir lima tahun kami sibuk menanam akar
Baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar
Di tangan Anda semua saya titipkan Merdeka Belajar.

 
Baca juga: Nadiem Yakin Merdeka Belajar Bakal Berdampak Panjang

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan