Menhan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Foto: Kemhan RI
Menhan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Foto: Kemhan RI

Prabowo Kunjungi China dan Rusia, Pakar UGM Nilai Sinyal Pergeseran Politik Luar Negeri RI

Renatha Swasty • 08 Agustus 2024 10:24
Jakarta: Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, memulai perjalanan lawatan ke luar negeri dengan bertemu beberapa tokoh dunia. Prabowo berkunjung ke Rusia setelah sebelumnya sudah mengunjungi sejumlah negara di Asia dan Eropa seperti China, Jepang, Prancis, Serbia, dan Turki.
 
Kunjungan ini menjadi upaya Prabowo menjalin relasi global dalam rangka memperkuat posisi strategis Indonesia di kancah Internasional. Pengamat Kebijakan Hubungan Internasional dari Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Dafri Agus Salim, menilai kunjungan tersebut memberi sinyal pergeseran orientasi politik luar negeri Indonesia.
 
“Saya merasa sepertinya kunjungan ini memberi sinyal atau tanda bahwa orientasi politik kita kemungkinan akan sedikit bergeser. Dari yang tadinya agak barat, ini mungkin kita agak ke timur. Dalam konteks ini maksudnya ke negara-negara yang tidak selalu akrab dengan negara-negara Barat, terutama Amerika,” ujar Dafri dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 8 Agustus 2024.

Dafri mengatakan dari daftar negara-negara yang dikunjungi, Prabowo yang juga Menteri Pertahanan tidak pergi ke negara-negara Barat. Sebaliknya, ia justru menunjukkan keinginan menjalin kerja sama dengan negara-negara Timur, seperti Turki, China, dan Rusia yang berpotensi besar dalam hubungan ekonomi perdagangan Indonesia ke depan.
 
Kunjungan ini juga mengindikasikan Prabowo ingin Indonesia tampil di dunia internasional sebagai negara yang mampu menghimpun kekuatan Timur. Dafri berpendapat kunjungan Prabowo juga bertujuan menemukan ruang baru bagi kerja sama ekonomi perdagangan Indonesia di luar negara-negara Barat.
 
Dia menilai kunjungan Prabowo ke China dan Rusia dapat berpengaruh besar terhadap hubungan politik luar negeri Indonesia dengan Amerika yang berseberangan nilai-nilai politiknya dengan negara-negara tersebut. Strategi Indonesia untuk mendekati China, Rusia, Turki dilakukan dalam rangka meningkatkan posisi tawar terhadap negara-negara Barat yang selama ini dianggap menekan dan mengabaikan kepentingan Indonesia.
 
Dafri menyebut dengan memperkuat posisi tawar, memungkinkan Indonesia mempunyai akses lebih besar untuk merealisasikan kepentingannya. Selain itu, dampak lainnya akan berpengaruh pada akses Indonesia terhadap bantuan-bantuan, baik negara-negara Barat atau lembaga-lembaga Internasional yang mungkin dapat menjadi semakin melemah.
 
Di sisi lain, Indonesia nantinya bisa mengharapkan bantuan dari negara-negara lain. Dafri menuturkan ada dua hal untuk meningkatkan posisi tawar mendapatkan akses lebih besar di bidang keamanan, misalnya pembelian senjata, dukungan politik, dan lainnya.
 
"Bagian dari strategi Prabowo nanti untuk membuka pasar yang lebih luas dengan kerja sama ekonomi di luar negara-negara mainstream Barat,” tutur Dafri.
 
Dafri menilai pergeseran orientasi ini dipengaruhi oleh dinamika politik domestik Indonesia. “Jadi, jangan-jangan kenapa kita sekarang dekat sekali dengan China, padahal dulu Prabowo seperti terlihat anti-China dari orasi-orasinya, itu dipengaruhi oleh kekuatan politik di dalam negeri, termasuk dalam hal ini pengusaha,” papar Dafri.
 
Pergeseran orientasi politik luar negeri yang terjadi ini menunjukkan Indonesia belum dapat menjalankan politik bebas aktif murni sesuai dengan konsep yang ada. Di era Soekarno, Indonesia sangat dekat dengan Timur, tapi di era Soeharto dekat dengan Barat.
 
"Tidak bisa dikatakan sebagai bebas aktif, lebih bisa dikatakan sebagai pragmatisme. Kita tidak peduli lagi, mau barat, mau timur, kalau dia menguntungkan, ya jadi teman kita. Jadi bukan bebas aktif seperti yang dikonsepkan. Saya melihat ke depannya juga oleh Prabowo tidak akan murni,” ujar dia.
 
Baca juga: Kepada Prabowo, Putin Sebut Siap Garap Pasar Potensial yang Ada di Indonesia

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan