"Untuk menjadi negara maju, apalagi Indonesia pada 2045 diproyeksikan menjadi negara maju, maka pendidikan tinggi menjadi suatu keharusan," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Selasa, 4 Juni 2024.
Menurut Efa Yonnedi, apabila Indonesia ingin sejajar dengan negara-negara maju di dunia maka investasi di sektor pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan agar menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas. "SDM yang berkualitas ini diharapkan bisa menghasilkan karya inovasi guna menyelesaikan berbagai persoalan bangsa," ujar Efa..
Sebagai contoh, kata dia, jika selama ini Indonesia masih mengimpor beberapa kebutuhan dari berbagai negara, maka hal itu diharapkan tidak lagi terjadi melalui solusi yang diberikan generasi berkualitas yang dihasilkan perguruan tinggi. "Untuk mencapai titik tersebut maka membutuhkan investasi di pendidikan tinggi," kata Efa Yonnedi.
Eks Konsultan Bank Dunia tersebut mengatakan, jika dibandingkan negara-negara tetangga, rasio belanja pemerintah per Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia terhadap sektor pendidikan masih lebih rendah. Namun disadari juga, di satu sisi investasi pendidikan tinggi tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja.
Namun semua pihak, termasuk perguruan tinggi, harus mempunyai andil agar cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat terwujud. "Jadi untuk menjadi negara maju, maka harus berinvestasi di pendidikan tinggi agar melahirkan SDM yang unggul sehingga bisa melahirkan berbagai inovasi," katanya.
UKT Unand tidak naik
Ekonom sekaligus akademisi Unand itu mengatakan, saat ini dunia pendidikan tinggi dihadapi persoalan uang kuliah tunggal (UKT) yang dinilai memberatkan mahasiswa, terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah.Khusus di Unand, Efa Yonnedi menegaskan kampus tersebut tidak menaikkan UKT dengan sejumlah pertimbangan, salah satunya Ranah Minang yang baru saja dilanda bencana lahar dingin sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat.
Rektor memahami menaikkan UKT mahasiswa pada masa tanggap darurat bencana bukanlah kebijakan yang tepat. Sebab, ekonomi masyarakat sedang tidak stabil akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi pada Sabtu (11/5).
Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan pendidikan berkualitas akan meningkatkan kualitas SDM dan daya saing Indonesia dalam menghadapi era global yang berbarengan dengan Revolusi Industri 4.0 dan disrupsi teknologi.
"Kemajuan teknologi mengharuskan perguruan tinggi di Tanah Air untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa lewat terobosan yang lebih maju dari praktik sebelumnya," kata Tjitjik.
Baca juga: Bikin Adem, Rektor Jamin UKT Unand Tidak Naik
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News