Tim peneliti Ukrida. Foto: Ukrida humas
Tim peneliti Ukrida. Foto: Ukrida humas

Ukrida Teliti Dampak Merdeka Belajar Kampus Merdeka Terhadap Mahasiswa

Citra Larasati • 26 Desember 2021 14:43
Jakarta:  Tim Ukrida (Universitas Kristen Krida Wacana) melakukan penelitian mixed method (kuantitatif dan kualitatif) yang didukung oleh systematic literature review untuk mengetahui apakah program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah mampu memerdekakan mahasiswa di Indonesia.  Terutama dengan berbagai macan flagship programnya.
 
Penelitian ini dilakukan tim peneliti dari Ukrida selama Desember 2021 ini.  Penelitian yang diketuai Lidia Sandra ini ingin melihat bagaimana mahasiswa berpartisipasi, terlibat dalam bentuk kegiatan Pembalajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka. 
 
Survei melibatkan dosen dan mahasiswa, dengan total partisipan sebanyak 745 mahasiswa.  "Penelitian ini adalah bagian dari pelaksanaan hibah penelitian pengabdian masyarakat berupa bantuan pendanaan program kebijakan merdeka belajar kampus merdeka berbasis hasil penelitian dan purwarupa PTS,” kata Lidia, Minggu, 26 Desember 2021.

Pertanyaan yang diberikan adalah seputar tentang pengetahuan tentang MBKM dan bagaimana pelaksanaan MBKM dan manfaat program MBKM  yang dirasakan. Responden, baik dosen maupun mahasiswa memberikan tanggapan positif atas kegiatan MBKM.
 
Selain itu juga melihat bahwa berbagai bentuk kegiatan pembelajaran MBKM yang dilaksanakan pemerintah ini telah mampu memerdekakan mahasiswa, memberikan banyak tambahan kompetensi untuk siap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.  Walaupun begitu, hasil survei juga menunjukkan bahwa masih ada Dosen dan Mahasiswa belum mengetahui secara menyeluruh manfaat dari Program MBKM. 
 
"Kami kemudian melakukan visualisasi data dan pengolahan data kuantitatif serta kualitatif dari hasil wawancara dan Focus Group Discussion pada mahasiswa sejak 22-3 Desember 2021 lalu," imbuh Fredicia, anggota tim peneliti untuk visualisasi data.
 
Baca juga:  Penelitian Didorong Dapat Dihilirisasi dan Berdampak Bagi Masyarakat
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk mengikuti atau terlibat dalam program MBKM, paling banyak dipengaruhi oleh pengaruh sosial peserta. Seperti keinginan untuk merasakan pengalaman di bidang lain selain bidang kuliahnya, berkontribusi kepada masyarakat, ingin merasangan tantangan baru dan ingin exist.
 
"Juga karena teman-temannya ikut dalam program MBKM," kata anggota tim peneliti lainnya, Gatot Gunarso.
 
Sedangkan kepuasan mahasiswa terhadap program MBKM secara positif dipengaruhi oleh partisipasi mahasiswa. Adanya partisipasi dari mahasiswa meningkatkan kemungkinan kepuasan yang tinggi terhadap program MBKM. 
 
Pengaruh sosial yang positif idealnya didapatkan oleh mahasiswa di saat akan memutuskan untuk mengikuti program dan berlanjut pada saat melaksanakan program.  Bahkan hingga setelah melaksanakan program untuk mencapai kepuasan yang tinggi dan berkesinambungan. 
 
Sebab menurutnya, kepuasan akan tercapai ketika harapan sesuai dengan kenyataan yang diterimanya. Apabila pengaruh sosial yang positif tidak berlanjut hingga ke akhir pelaksanaan program MBKM, maka akan ada peluang munculnya persepsi negatif mahasiswa terhadap program akibat ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan.
 
Kerja sama antara seluruh stakeholder dalam pelaksanaan program MBKM sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan sosial yang berpengaruh positif terhadap motivasi mahasiswa dalam mengikuti program. Hal ini, kata dia, tentu tidak mudah untuk dilakukan. 
 
Namun persepsi postif dan komitmen bersama dalam melaksanakan program MBKM dapat menjadi kunci keberhasilan dalam pemenuhan harapan mahasiswa terhadap program MBKM dan berujung pada kepuasan yang tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa kunci keberhasilan dari implementasi MBKM di perguruan tinggi ada pada kombinasi dari dua strategi.
 
Yaitu kombinasi antara kolaborasi dan transformasi digital. Kolaborasi di sini juga diperluas bukan sebatas hanya dosen dengan mahasiswa, namun juga dengan dunia industri.
 
Sedangkan transformasi digital bicara tentang bagaimana perguruan tinggi mampu menciptakan ekosistem digital yang menunjang proses belajar-mengajar yang fleksibel dan kolaboratif.  Menurutnya, dari kombinasi kedua strategi tersebut, pengalaman pembelajaran yang diterima oleh para anak didik akan mengarah pada student centered dan experiential melalui pendekatan partisipatif dan kolaboratif.
 
Strategi ini menekankan pada pembahasan studi kasus dan proyek-proyek yang mensimulasikan permasalahan riil lapangan.  Perguruan tinggi dituntut untuk mampu mencetak SDM yang siap menghadapi era transformasi digital.
 
Meninjau peran perguruan tinggi sebagai gateway ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu pilar utama untuk menghasilkan para talenta dengan kompetensi digital yang berkualitas. Maka transformasi jelas bukan sebuah opsi namun keharusan dalam jangka panjang untuk mempertahankan eksistensi dan sustainability dari perguruan tinggi itu sendiri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan