Tangkapan layar webinar
Tangkapan layar webinar

Pencarian Jati Diri, Tantangan Gen Z Hadapi Gempuran Media Sosial

Medcom • 27 April 2024 21:49
Jakarta: Era media sosial merupakan era menantang bagi generasi (gen) Z. Gen Z saat ini adalah para pemuda yang berada pada rentang umur belasan tahun hingga 25 tahun. 
 
"Tantangan yang dihadapi gen Z di era sosial media yang pesat ini adalah soal pencarian jati diri," kata Psikolog Klinis Marissa Meditania, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 27 April 2024.
 
Rentang umur gen Z saat ini, kata Marissa, merupakan masa awal dalam menentukan langkah selanjutnya. Biasanya banyak gen Z yang sedang berada pada persimpangan jalan dalam mengambil keputusan.

"Media sosial mudah untuk diakses oleh siapa pun dan kapan pun, menjadi rentan terhadap kondisi yang merugikan, karena itu tetap harus menetapkan batasan dalam penggunaan media soial," kata Marissa saat menjadi pembicara dalam Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) yang mengangkat topik Tren Gen Z: Kreativitas, Koneksi, dan Kesehatan Mental di Dunia Digital, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kemarin.
 
Marissa menambahkan, saat menggunakan media sosial, otak mengeluarkan dopamin atau zat yang membuat orang merasa rileks. Alhasil, media sosial sering menjadi pelarian dari masalah kehidupan nyata.
 
"Rasa rileks ini bisa menuju ke addiction (kecanduan). Dan ketika tidak menggunakan gadget, ada titik di mana seperti pengguna narkoba atau rokok yang sulit menetralisasi perasaan terhadap gadget. Dan ketika tidak menggunakan gadget jadi cemas," ujar Marissa.
 

Generasi paling kreatif

Penggiat Literasi Digital dari Mafindo, Anita Wahid, mengatakan gen Z mendapatkan julukan sebagai generasi paling kreatif. Gen Z lahir dan tumbuh dalam lingkungan perkembangan teknologi yang pesat dan mudah.
 
Gen Z memiliki banyak kesempatan membuat karya yang melibatkan sensori dengan kemudahan artificial intelligence. "Gen-Z merupakan generasi memiliki kemampuan menampilkan sisi keaslian diri mereka, tanpa takut terhalang konsekuensi sosial yang kaku seperti pada generasi sebelumnya," kata Anita.
 
Tak hanya itu, lanjut dia, gen Z juga mampu mengolaborasi ide kreatif dalam dunia kewirausahaan. "Usaha yang baru-baru yang inovatif, biasanya selalu ada gairah dan jiwa gen Z,” ujar Anita.
 
Baca: Survei: Gen Z Cenderung Kuat Konsumsi Kopi Kekinian
 

Jangan berbagi berlebihan

Founder @pasti.id & Mental Health Influencer, Yovania Asyifa Jami, mengaku memiliki cara unik dalam mengembangkan potensi diri di dunia digital. Selaku bagian dari gen Z yang juga survivor kesehatan mental, Yovania berbagi tips dalam mengoptimalkan potensi diri.
 
Yovania mengingatkan, meski bebas mengungkapkan apa pun di media sosial terutama yang positif, tetap saja harus ada batasnya. Ia menyarankan untuk tidak berbagi berlebihan, terutama terkait data pribadi di media sosial. 
 
Bagi Yovania, media sosial dapat digunakan sebagai sarana berinteraksi secara real time meski ada jarak yang memisahkan. Semakin beragamnya platform, maka semakin membuka peluang untuk memperluas jaringan peretemanan dan interaksi sosial di dunia digital.
 
"Walaupun virtual, kita memiliki rasa keterlibatan secara langsung dan memiliki koneksi lebih. Kalau dulu kan kita sebatas komentar. Saat ini banyak platform yang membuat kita lebih terkoneksi,” kata Yovania.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan