Mahasiswi UNY, Priti, lulus dengan predikat Cum Laude dari UNY. DOK UNY
Mahasiswi UNY, Priti, lulus dengan predikat Cum Laude dari UNY. DOK UNY

Kenalan dengan Priti, Si Serba Bisa dari Prodi Teknik Otomotif UNY yang Lulus Cum Laude

Renatha Swasty • 07 Juni 2023 10:03
Jakarta: Tidak banyak perempuan menyukai dunia otomotif, namun tidak dengan Priti. Kecintaannya pada kendaraan bermotor sejak kecil mengantarkannya kuliah di program studi (prodi) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Univeritas Neger Yogyakarta (UNY).
 
“Saya suka melihat Bapak saya membengkel. Praktik pertama kali yang diingat adalah saat SD saya bisa untuk memperbaiki rantai sepeda baik milik sendiri maupun teman. Tambal ban motor merupakan kegiatan yang sering saya lakukan,” cerita Priti dikutip dari laman uny.ac.id, Rabu, 7 Juni 2023.
 
Priti juga sering membantu Bapaknya ketika meng-custom Harley Davidson maupun memperbaiki mobil. Baginya, kendaraan bermasalah atau mogok bukan hal menakutkan malah terasa asyik lantaran harus bisa mendiagnosis permasalahan dan berani mendorong kendaraan menepi.

Alumni SMKN 2 Yogyakarta itu mengungkapkan sejak kelas 1 di jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) sudah bertekad mendapatkan ranking agar mudah masuk jalur SNMPTN. “Alhamdulillah saya bisa masuk UNY melalui jalur SNMPTN di kelas A1 JPTO (Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif)” kata dia.  
 
Kelas kecil A1 memiliki tiga mahasiswa perempuan yang semua berasal dari SMK. Total, JPTO S1 Angkatan 2019 UNY memiliki sembilan mahasiswa perempuan.
 
Gadis kelahiran Bantul, 20 Februari 2001 itu mengungkapkan sejak semester satu pengetahuan dan skill sudah harus ditunjukan. Sebab, dalam kelas A persaingan akademik sangat ketat.
 
Priti masih ingat ketika praktik pengelasan banyak teman laki-laki menganggapnya tidak bisa. Bahkan, teman perempuan juga menganggapnya sama dengan mereka yang tidak bisa mengelas.
 
"Namun, saya dengan sangat mudah menyelesaikan job pengelasan baik asetilin dan listrik. Hal ini karena saya sudah terbiasa mengelas di rumah, bahkan seperti mengulangi praktik saya di SMK dulu,” kenang Priti.
 
Dia juga pernah menjawab keraguan dosen dan teman-temannya saat ujian praktik mengganti distributor. Priti berhasil membuktikan dalam ujian tersebut karena di SMK baik praktik maupun ujian lebih berat ketimbang di JPTO.
 
Saat pandemi covid-19, pembelajaran praktik tetap dilakukan dengan cara praktik pada benda objek di luar kampus. Kebetulan, rumah Priti memiliki kendaraan dan perlengkapan bengkel yang lengkap sehingga dia tidak kesulitan mengerjakan tugas tersebut.
 
"Namun, terdapat tugas yang mewajibkan dilakukan di bengkel ternama, saat itu saya ke bengkel Jogja DAB untuk memenuhi tugas body kendaraan,” beber dia.
 
Priti bercerita di bengkel itu, mekanik juga heran ada perempuan kuliah di bidang otomotif. Namun, pihak bengkel dan karyawan sangat terbuka dan menerima mahasiswa untuk belajar.
 
Awalnya, mekanik tidak berani memberikan alat poles untuk dicoba Priti. Tetapi, setelah diyakinkan bisa, Priti diperbolehkan dan mulai memoles kendaraan dengan hasil yang baik.
 
Priti juga mengikuti uji kompetensi agar mendapatkan sertifikat. Saat itu, ujiannya pada bidang rem tromol dan cakram dengan waktu 30 menit. Akhirnya, Priti mendapatkan sertifikat tersebut dan tidak kalah dengan mahasiswa laki-laki lain.
 
Selama menjadi mahasiswa sejak semester awal Priti sering diperbantukan oleh dosen baik sukarela maupun dengan imbalan. Lalu, pada semester 5 dia mulai ikut penelitian dosen yaitu sistem kontrol elektronik untuk mengedit video pembelajaran dan mengumpulkan data angket.
 
Putri pasangan Sisnanto dan Titik Sulastri itu melakukan praktik industri di Nissan Mlati. Hari pertama, Priti ditempatkan di bagian depan membantu CRO dan SA.
 
“Peraturan praktik industri adalah seluruh mahasiswa akan melakukan perputaran job namun khusus untuk saya tidak diperbolehkan untuk diputar, hal ini atas permintaan front office," beber Priti.
 
Dia diberikan tanggung jawab langsung menangani customer. Terdapat beberapa pekerjaan CRO yang tidak pernah dilakukan atau sering keteteran, seperti estimasi biaya, reminder, hadiah service oli, dan sebagainya.
 
Priti dirasa mampu oleh pihak front office untuk meng-handle pekerjaan depan. Sehingga, dipertahankan pada bagian tersebut. Dia juga sempat menjelaskan lulusan S1 bukan seperti lulusan SMK.
 
Pada semester tujuh, Priti menempuh Praktik Kependidikan (PK) di SMK Negeri 2 Yogyakarta dan KKN di Giwangan. Priti bertanggung jawab pada mata kuliah chassis kelas 11 dan 12.
 
“Selama saya mengajar siswa kadang malah tertarik dengan alasan saya sekolah di otomotif, mereka heran bahkan menduga saya salah jurusan,” tawa Priti.
 
Ada beberapa guru SMK menyarankan Priti untuk mengajar di sana, namun dia ingin melanjutkan sekolah lagi. Priti mengerjakan skripsi pada semester tujuh bersamaan dengan PK sekaligus mengambil data.
 
Priti menyelesaikan skripsinya berjudul ‘Evaluasi Program Kelas Industri Pada Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Yogyakarta’. Awal Mei 2023, Priti diperbantukan mengajar LKS dan siswa meraih juara 1 se-kota Yogyakarta dan juara 4 se-provinsi DIY.
 
Perjuangannya berbuah manis. Priti berhasil lulus dengan IPK 3,91 berpredikat Cum Laude dalam waktu hanya 3,5 tahun pada wisuda UNY baru-baru ini. Priti juga merupakan wisudawan terbaik prodi dan membawa SMK-nya masuk 10 besar di Yogyakarta.
 
“Setelah ini saya ingin melanjutkan S2 teknik bidang otomotif ke luar negeri dengan beasiswa dan saat ini sedang berjuang untuk memenuhi persyaratan tersebut,” beber Priti.
 
Baca juga: Ngebut, Martono Raih Gelar Doktor dengan Predikat Summa Cumlaude di UNY dalam 2 Tahun

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan