Di antaranya satu jurnal terindeks Scopus, satu jurnal ESCI, lima jurnal terindeks ASEAN Citation Index (ACI), 45 jurnal terindeks SINTA, dan 28 jurnal terindeks DOAJ. Dengan menerapkan prinsip publikasi yang profesional baik dari sisi kualitas dan serta mengedepankan etik publikasi yang menjadi konsen utama UNAIR sebagai bagian integritas akademik.
“Pencapaian sebanyak tersebut karena kami mengikuti arahan pimpinan, hal tersebut menggambarkan bahwa UNAIR serius dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas jurnal di lingkungan UNAIR,” ujar Sekretaris LIPJPHKI (Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan dan Hak Kekayaan Intelektual), Ferry Efendi, Jumat, 5 Februari 2021.
Salah satu bentuk komitmen yang dilakukan UNAIR melalui LIPJPHKI dalam hal manajemen jurnal di UNAIR adalah membentuk tim pendampingan. Ferry menyebutkan, terdapat tiga target tim pendampingan untuk manajemen jurnal UNAIR.
“Pertama, kami mendampingi dan mendorong pengelolaan manajemen jurnal agar berkualitas, kredibel, dan reliable. Kedua, mendorong peningkatkan kualitas artikel ilmiah dari sisi subtansi. Lalu, ketiga tim juga mengasses status indeksasi tiap jurnal di UNAIR, apakah sudah terindeks reputasi database nasional dan internasional,” katanya.
Baca juga: UI Buka Prodi Baru Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota
Di sisi lain, Ferry mengungkapkan hubungan yang harmonis dalam koordinasi dan komunikasi dengan tim pengelola jurnal di fakultas merupakan kunci keberhasilan Indeksasi jurnal. “Kita saling bersinergi dalam harmoni dalam meningkatkan kualitas dan pengelolaan jurnal yang profesional, yang nanti menentukan keberhasilan indeksasi,” ungkapnya
Selain didorong pendampingan jurnal, LIPJPHKI men-support dan mem-provide pengelola jurnal UNAIR menggunakan tools beragam untuk membantu pengelola jurnal. Misalnya, sambung Ferry, UNAIR sudah menyiapkan platform OJS3 (Open journal system) untuk meningkatkan OJS2 ke OJS3, lalu terdapat Sinta Tools yang berfungsi sebagai tracking jumlah sitasi dan kutipan jurnal UNAIR, serta memudahkan pengunjung untuk mengutip jurnal UNAIR.
“Selain tools tersebut, kami melakukan upgrading skill pengelola jurnal, karena kebanyakan pengelola jurnal sering mempublikasi jurnal dan mendapat tugas tambahan mengelola jurnal fakultas masing-masing,” tuturnya.
Dalam meningkatkan pengetahuan dan skill pengelola jurnal, khususnya bagaimana mengelola jurnal secara profesional, meningkatkan kapasitas editing, serta bagaimana alur mengelola naskah masuk hingga ke reviewer, LIPJPHKI selalu mengawal dan mengadakan beberapa pelatihan workshop.
“Tahun ini target workshop-nya bekerja sama dengan dua penerbit raksasa, yakni Elsevier dan Web of Science Clarivate Analytics. Elsevier memberikan layanan ke UNAIR karena kami berlangganan scopus.com untuk bisa mengawal kualitas jurnal, kemudian dengan penerbit Web of Science Clarivate Analytics, mengawal untuk indeksasi ESCI (Emerging Sources Citaton Index),” Jelasnya
Salah satu adalah tantangan LIPJPHKI adalah kediversitasan penulis jurnal, diversitas yang dimaksud banyaknya ragam penulis dari nasional maupun internasional. “Mendapatkan penulis asing bukanlah hal yang mudah, perlu strategi dan branding agar bisa menarik perspektif penulis-penulis yang mau mengirimkan naskahnya,” jelasnya
Ferry berharap jumlah jurnal yang terindeks reputasi internasional baik Scopus atau ESCI bisa diakselerasi dan di dorong agar UNAIR mampu bersaing dan diakui di kancah Internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News