Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Kemendikbud, Asrijanty menjelaskan, dalam AKM misalnya, akan diukur kemampuan literasi dan numerasi siswa. Soal yang diberikan berupa alat ukur cara berpikir siswa.
"Untuk contoh soal, ini literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis tapi sebenarnya kita mengukur bagaimana menggunakan, bagaimana menyelesaikan. Jadi di situ ada proses berpikir kritis, yang kita sebut berpikir tingkat tinggi, jadi itu yang menjadi fokus kita dalam AN," kata Asrijanty dalam Webinar Kupas Tuntas Asesmen Nasionl, Selasa, 26 Januari 2021.
Untuk soal yang berkaitan dengan karakter, ia mengatakan akan ada enam aspek penting. Pengukuran ini dapat menunjukkan bahwa siswa merupakan individu yang produktif.
"Bagaimana mengaplikasikan dirinya dalam kehidupan di masyarakat. Kita memahami bahwa beriman, bertaqwa sangat penting, bernalar kritis tidak hanya memengaruhi bagaimana hal-hal akademis. Tapi bernalar kritsi juga diterapakan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya tidak mudah menerima informasi yang belum jelas kredibilitasnya," kata dia.
Baca juga: Kemendikbud: Hasil Asesmen Nasional Tidak Diumumkan ke Siswa
Ketika hasil AN muncul, maka hal itu dapat menjadi pemetaan mutu pendidikan dan dijadikan bahan evaluasi untuk pengembangan dunia pendidikan ke depan. Sehingga nantinya, siswa Indonesia dapat lebih siap menghadapi masa depan. Dengan tuntutan dunia kerja yang semakin berat.
"Ini kalau kita kaitkan dengan kebutuhan dunia kerja, menurut saya, adalah skill yang diperlukan. Lebih kepada kemampuan berpikir, kreativitas, dan kemudian juga ada penggunaan teknologi itu juga diperlukan. Tidak cukup hanya menguasai konten, tapi juga skill artinya generic skill juga penting," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News