Ilustrasi childfree.
Ilustrasi childfree.

Ribut-Ribut Childfree, Pakar Unair Sebut Dalam Jangka Panjang Bisa Pengaruhi Ekonomi Negara

Renatha Swasty • 15 Februari 2023 09:54
Jakarta: Media sosial tengah diramaikan dengan perbincangan childfree yang dimulai oleh influencer Gita Savitri Devi alias Gitasav. Childfree ialah keputusan tidak memiliki anak atas kesadaran sendiri.
 
Fenomena childfree sebenarnya bukan hal baru di dunia dan sudah banyak terjadi di beberapa negara maju. Ekonom Universitas Airlangga (Unair), Dyah Wulansari, menyebut childfree bukan hanya berdampak bagi permasalahan sosial saja tapi juga beberapa aspek, seperti ekonomi.
 
Dia menyebut fenomena childfree masih sangat tabu bagi masyarakat Indonesia. Dyah mengatakan dengan budaya mengakar, memiliki anak masih dianggap kebutuhan, bahkan penarik berkah tersendiri.

“Kita ini bela-belain untuk punya anak. Kalau sulit, bahkan bela-belain untuk menggunakan bayi tabung sampai ke luar negeri yang biayanya cukup mahal,” ujar Dyah dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 15 Februari 2023.  
 
Dyah menuturkan dalam perspektif ekonomi childfree tidak selamanya buruk. Bahkan, bagi beberapa pihak justru akan menguntungkan.
 
Perempuan yang memilih tidak punya anak akan bertambah keproduktifannya dalam bekerja. Tentu saja, hal tersebut akan menguntungkan perusahaan tempat ia bekerja.
 
“Bagi pengusaha itu seneng juga ya, karena si wanita tidak punya anak, dia bisa bekerja dan tidak cuti melahirkan. Itukan ada undang-undangnya, bahwa wanita yang bekerja dan dia melahirkan, maka berhak mendapatkan cuti. Itu sisi pengusaha,” tutur dia.
 
Namun, fenomena tersebut juga memengaruhi demografi, seperti di Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara ini bahkan memberikan insentif untuk mendorong warganya memiliki anak karena tingkat kelahiran semakin turun. Tren angka kelahiran yang rendah dalam jangka panjang dapat menyebabkan krisis sumber daya manusia dan memengaruhi ekonomi sebuah negara.
 
“Kalau di luar, negara yang penduduknya sedikit, mungkin boleh dikatakan krisis sumber daya sehingga harga tenaga kerja mahal. Mereka akan diganti oleh mesin-mesin, itu kan akan berkembang seperti itu,” ucap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair tersebut.
 
Sebenarnya, banyak hal yang bisa dilakukan dan menjadi solusi bagi perempuan yang ingin tetap bekerja walaupun mempunyai anak. Misalnya, menitipkan anak di childcare hingga meminta bantuan kepada orang dekat. Selain itu, memiliki anak tidak bisa dibandingkan dan disetarakan dengan hal bersifat.
 
“Kalau ingin bahagia itu tidak harus tidak punya anak, ya. Banyak sekali alternatif yang bisa dilakukan, seperti hidup sehat, bagaimana menyikapi diri, olahraga, makan yang teratur, dan keseimbangan dalam hidup,” tutur dia.
 
Baca juga: Ramai Fenomena Childfree, Wapres: Perkawinan untuk Berkembang!

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan