Siswa MTsN 2 Sawahlunto menciptakan sensor gas metana di tambang batu bara berbasis IoT. DOK Kemenag
Siswa MTsN 2 Sawahlunto menciptakan sensor gas metana di tambang batu bara berbasis IoT. DOK Kemenag

Siswa MTsN 2 Sawahlunto Buat Alat Deteksi Gas Metan Berbasis Internet untuk Pertambangan

Renatha Swasty • 06 September 2023 14:52
Jakarta: Banyaknya pertambangan batu bara di Kota Sawahlunto membuat daerah itu dikenal dengan Kota Tambang, namun, tak jarang terjadi kecelakaan kerja akibat ledakan gas metan di pertambangan batu bara. Sebanyak dua siswa MTsN 2 Kota Sawahlunto, Bebrina Latif Azzahra dan Raisya Qurrata Aini, membuat inovasi sensor gas metan di tambang batu bara.
 
"Di Sawahlunto banyak tempat tambang dan sering terjadi ledakan. Salah satunya, terjadi pada Desember 2022," ujar siswa MTsN 2 Kota Sawahlunto, Bebrina Latif Azzahra, dikutip dari laman kemenag.go.id, Rabu, 6 September 2023.
 
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gas Metan Batubara (Coalbed Methane) adalah gas bumi (hidrokarbon) yang berisi gas metan sebagai unsur utamanya. Gas ini terbentuk alamiah dalam proses pembentukan batu bara (coalification).

Karakter gas metan tanpa bau, tanpa warna, dan mudah terbakar membuat pekerja tambang tidak menyadari keberadaannya secara kasat mata. Hal ini mendorong dua siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kota Sawahlunto menciptakan alat sensor gas metana pada tambang batu bara berbasis Internet of Things (IoT).
 
“Kondisi demikianlah yang memotivasi kami mencari solusi bagaimana saat kadar gas metana terdeteksi melampaui batas akan memberikan peringatan kepada pekerja di tambang sehingga bisa menghindari terjadinya musibah ledakan dan adanya korban jiwa," ujar Bebrina.
 
Dia menyebut sebelumnya sudah ada alat pendeteksi serupa yang digunakan di tambang, akan tetapi tidak terkoneksi melalui ponsel. Penggunaan alat sensor tersebut, tidak semudah ketika menggunakan alat yang terkoneksi langsung ke ponsel yang dapat langsung memberikan peringatan bila terdapat gas metana.
 
Siswa MTsN 2 Sawahlunto ini kemudian mencoba mengembangkan alat pendeteksi yang bisa langsung tersambung pada ponsel untuk memberikan peringatan.
 
“Alat Sensor ini berbasis IoT yakni teknologi yang mampu menghubungkan beberapa objek benda dalam hal sensor, piranti chip dan elektronik memalui jaringan internet, jadi penggunaannya sangat tergantung ada tidaknya jaringan internet," kata Bebrina.
 
Adapun untuk mengatasi keterbatasan internet di dalam tambang batu bara, solusinya memasukkan kabel LAN ke dalam tambang. Alat sensor tersebut ini menjadi salah satu finalis Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES) 2023 di Kendari, Sulawesi Tenggara. ???????
 
Kepala MTsN 2 Kota Sawahlunto, Tatis Arni, mengaku sangat mendukung siswa didiknya. Dia tak masalah inovasi akan didiknya menang atau kalah.
 
“Terpenting apa yang telah dilakukan ini merupakan prestasi sebab menghasilkan suatu karya yang semoga nantinya bermanfaat, juga menjadi pengalaman dalam berkompetisi,” ujar Tatis.
 
Guru pembimbing, Seprian Yusril, mengaku sangat bangga dengan karya yang dihasilkan ini. "Walaupun masih dalam tahap pengembangan untuk menyempurnakan alat ini, tapi sudah kita lakukan uji coba langsung di tambang-tambang yang ada di daerah kita," beber Seprian.
 
Baca juga: Kompetisi Sains Madrasah 2023 Dibuka, Siswa Siap Beradu Kemampuan

Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan