"Perempuan menurut pandangan Islam, pada dasarnya menempati posisi yang sangat mulia," kata Zainut dalam keterangan tertulis, Kamis, 22 Desember 2022.
Zainut menyebut terkadang Islam berbicara tentang perempuan sebagai individu. Misalnya, perempuan yang mengalami haid, mengandung, melahirkan, dan menyusui. Namun, hal itu tidak mengakibatkan pandangan Islam mengalami bias gender. Bahkan, sebaliknya, hal tersebut membuat perempuan mulia.
"Dalam kehidupan sosial, pandangan Islam tidak pernah membeda-bedakan peran perempuan dengan laki-laki," tegas dia.
Zainut mengatakan dengan meletakkan perempuan pada posisi mulia, sudah jelas Islam sangat afirmatif terhadap peran perempuan. Dengan catatan, peran perempuan digolongkan dalam aktivitas-aktivitas yang mulia juga.
"Peran perempuan modern dalam Islam tidak sama dengan konsep women liberation Barat yang menuntut persamaan dengan kaum laki-laki dalam segala hal," tutur dia.
Dia memandang konsep women liberation Barat malah menodai jati diri perempuan sebagai individu. Baik perempuan atau laki-laki, semuanya berhak berperan aktif dalam segala bidang tetapi keduanya tetap memiliki batasan-batasan tertentu.
"Bukan hanya perempuan yang memiliki batasan, akan tetapi laki-laki juga memilikinya," tutur dia.
Zainut mengapresiasi kiprah KMI dan MUI mengawal serta membina umat Islam di Indonesia, terutama dalam kaitan dengan permasalahan keagamaan. Dia berharap KMI terus mengawal peran perempuan modern dalam merespons perkembangan zaman sekaligus merawat perdamaian.
"Sehingga, perempuan bisa terus menjadi air yang menenangkan dan selalu membawa perdamaian," ujar dia.
| Baca juga: Sambut Hari Ibu, Sri Mulyani Ingatkan Perempuan untuk Terus Berkontribusi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
