Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan sektor kebudaayaan menjadi salah satu aspek yang amat terdampak akibat pandemi covid-19. Nadiem menyebut tidak dapat dielakkan budaya ialah landasan kuat untuk membangun dunia lebih baik pasca covid-19.
"Budaya menjadi landasan kita untuk semangat memulihkan dunia," kata Nadiem dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 September 2022.
Dalam forum G20 Kebudayaan digelar berbagai atraksi budaya menarik. Setiap atraksi yang ditampilkan selalu bermakna pulih dan bangkit serta kesetaraan bersama.
Menariknya, digelar orkestra musik yang terdiri dari 31 musisi negara G20 dan 36 musisi Indonesia. Penata musik orkestra Ananda Sukarlan menuturkan pentas dalam forum G20 kebudayaan merupakan inovasi ketimbang ide persamaan gender.
"Karena terdiri dari 50 persen musisi laki-laki dan 50 persen musisi perempuan. Dan Orkestra seperi ini belum pernah ada di dunia. Selain itu, juga orkestra dengan diversitas paling besar di dunia karena terdiri dari 18 negara G20 dan terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, warna kulit,” kata Ananda.
Ananda menjelaskan orkestra itu membawa pesan keberagaman adalah kunci menuju keseragaman. Dia menyebut hal itu harus dijunjung manusia dalam hidup di bumi.
Pengamat kebudayaan Universitas Diponegoro, Suharyo, mengemukakan musik orkestra yang menyuarakan arti keberagaman dalam budaya menunjukkan Indonesia adalah bangsa yang kaya tradisi. Suharyo menilai orkestra yang menyandingkan musisi lintas budaya menandakan kehidupan harus harmonis dengan segala kearifan lokal sehingga dunia tetap terjaga.
“Budaya dengan semua cirinya, pelakunya, masing-masing keelokannya merupakan sumber edukasi, sumber pengetahuan, dan sumber inspirasi bagi manusia dan generasi penerus ke depannya,” ujar Suharyo.
G20 Bidang Kebudayaan 2022 terdiri atas lima pembahasan agenda. Pertama, peran budaya sebagai pembuka kemungkinan dan pendorong pembangunan berkelanjutan.
Kedua, manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari kebijakan berbasis budaya. Ketiga, upaya menjaga budaya sebagai kepentingan bersama dan memperkuat perlawanan terhadap perdagangan gelap kekayaan budaya.
Keempat, pentingnya perluasan dan pemerataan akses terhadap produk budaya. Terakhir, manfaat ekonomi budaya, dan mobilisasi sumber daya internasional untuk pemulihan berkelanjutan melalui inisiasi dana global untuk pemulihan seni dan budaya.
Baca juga: Ribuan Masyarakat Borobudur Meriahkan Kirab Budaya Hingga Rapat Raksasa di G20 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News