Jenderal TNI (purn) Moeldoko menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Unnes. DOK Unnes
Jenderal TNI (purn) Moeldoko menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Unnes. DOK Unnes

Selamat! Moeldoko Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari Unnes

Renatha Swasty • 24 Oktober 2022 10:38
Jakarta: Universitas Negeri Semarang (Unnes) menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan Honoris Causa kepada Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr Dr (HC) Moeldoko SIP MSi. Moeldoko memperoleh anugerah Doktor Honoris Causa pada bidang Manajemen Strategi Pembangunan Sumber Daya Manusia, program studi Ilmu Manajamen Pascasarjana Unnes.
 
Rektor Unnes Fathur Rokhman mengatakan penganugerahan gelar doctor honoris cuasa merupakan bentuk kepercayaan publik kepada Unnes untuk memberikan apresiasi kepada putra terbaik bangsa yang pemikiran, karya, dan kompetensinya telah terbukti berperan dalam kemajuan bangsa dan negara.
 
“Unnes sungguh merasa bangga dan terhormat karena Jenderal TNI Moeldoko berkenan menerima gelar tersebut meskipun beliau sejatinya telah memiliki gelar doktor reguler dari Universitas Indonesia (UI),” kata Unnes dikutip dari laman unnes.ac.i, Senin, 24 Oktober 2022.

Fathur menjelaskan tantangan perguruan tinggi sekarang ini semakin besar. Perguruan tinggi dihadapkan perubahan dunia yang begitu cepat pada era Revolusi Industri 4.0, teknologi disruptif, dan tantangan kenormalan baru pasca-pandemi covid-19. Perguruan tinggi membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menghadapi tantangan tersebut.
 
Kolaborasi antara lain dengan pemerintah, dunia usaha dan industri, juga tokoh-tokoh publik yang memiliki kompetensi dan integritas khusus di berbagai bidang. Fathur menyebut perguruan tinggi perlu melibatkan masyarakat yang memiliki kompetensi luar biasa untuk turut serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 
Salah satu mekanisme pelibatan masyarakat dalam meningkatkan kapasitas perguruan tinggi adalah melalui penganugerahan gelar doktor kehormatan atau doctor honoris causa kepada tokoh-tokoh yang memiliki kompetensi luar biasa di bidangnya.
 
“Kita ketahui bersama bahwa Jenderal TNI Dr Moeldoko adalah seorang prajurit yang menghabiskan puluhan tahun waktunya untuk membela dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rekam jejaknya jelas menunjukkan beliau seorang patriot yang tidak memiliki keraguan sekecil apa pun dalam membela dan memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau mendedikasikan hidup bagi bangsa, negara, dan Tanah Air tercinta,” ucap Fathur.
 
Fathur menegaskan pemberian penghargaan melalui kriteria ketat. Kriteria tersebut mencakup kriteria kuantitatif-objektif dan kriteria kualitatif-subjektif.
 
Penganugerahan gelar doctor kehormatan ini juga melalui proses panjang yang diawali dengan usulan dari program studi S3 yang terakreditasi A. Usulan tersebut kemudian dikaji oleh tim panel yang terdiri dari ahli di bidang yang bersangkutan.
 
"Hasil kajian Tim Panel tersebut kemudian didalami kembali oleh Tim Promotor yang terdiri dari para pakar yang sesuai dengan bidangnya. Hasil kajian yang dilakukan Tim Promotor inilah yang kemudian disampaikan ke senat universitas sebelum kemudian ditetapkan Rektor,” jelas Fathur.
 
Fathur menuturkan Moeldoko merupakan seorang cendekiawan yang telah berhasil merumuskan dan mengaplikasikan konsep pengembangan sumber daya manusia. Keberhasilan tersebut dapat ditelusuri dari kebijakan dan karyanya selama menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Panglima TNI, dan saat menjadi Kepala Kantor Staf Kepresidenan Republik Indonesia.
 
Dia menyebut saat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, Moeldoko melakukan terobosan untuk mengatasi kecilnya rasio personel TNI dengan beban pelaksanaan area tugas. Beban tugas anggota TNI baik terhadap luas wilayah maupun jumlah jiwa warga negara jauh lebih besar dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
 
Rasio berdasarkan wilayah, yaitu 1:5,79 kilometer dan rasio berdasarkan jiwa, 1:722 jiwa merupakan tantangan besar. Tantangan tersebut berhasil disiasati melalui pengembangan kapasitas prajurit.
 
Ketika menjadi Panglima TNI, Moeldoko juga berhasil melakukan restrukturisasi sumber daya manusia dengan meningkatkan disiplin, profesionalisme, dan kesejahteraan prajurit. Reformasi internal yang dilakukannya membuat TNI menjadi lembaga paling dipercaya publik.
 
"Capaian ini sekali lagi dilakukan Jenderal Moeldoko dengan mengembangkan kapasitas sumber daya manusia dengan aneka strategi dan pendekatan yang dirumuskannya," ujar Fathur.
 
Terobosan dalam pengembangan sumber daya manusia juga dilakukan ketika bertugas sebagai Kepala Staf Presiden Republik Indonesia. Terobosan diwujudkan dengan mendirikan Sekolah Staf Kepresidenan sebagai inkubator kepemimpian nasional untuk melahirkan calon pemimpin bangsa di masa depan.
 
Fathur mengatakan komitmen dan kecemerlangan Moeldoko dalam bidang pengembangan sumber daya manusia berhasil dirumuskan dalam konsep 3M, yaitu Move, Motivate, dan Make Different sebagaimana tergambar dalam buku terbaru nya. Konsep 3M tersebut memiliki nilai kebaruan sehingga memiliki bobot akademis tinggi, layak menjadi referensi dalam kajian kepemimpinan, kebijakan publik, dan pengembangan sumber daya manusia.
 
Baca juga: Berkontribusi pada Pembangunan Bangsa, Unnes Akan Anugerahi Gelar Doktor Kehormatan pada Moeldoko 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan