Perpusnas Mou dengan British Library. Foto: Perpusnas
Perpusnas Mou dengan British Library. Foto: Perpusnas

Perpusnas Teken MoU dengan Perpustakaan Kerajaan Inggris

Citra Larasati • 02 Juni 2023 10:29
Jakarta:  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) kembali menjalin nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Perpustakaan Dewan Perpustakaan Inggris Kerajaan Inggris Raya atau biasa disebut British Library (BL). MoU tersebut ditandatangani oleh Muhammad Syarif Bando dari Perpusnas dan Phil Spence dari British Library.
 
Sebelumnya, Perpusnas dengan BL menjalin nota kesepahaman di bidang perpustakaan pada 2018 - 2021.  Syarif Bando mengatakan, MoU yang akan dilaksanakan selama kurun waktu tiga tahun mendatang diharapkan dapat menjalin kolaborasi yang erat di bidang perpustakaan.
 
Pada periode MoU sebelumnya, beberapa agenda kegiatan telah dilaksanakan. Di antaranya  mengundang Annabel Teh Gallop, spesialis Lead Curator untuk Asia Tenggara untuk menjadi salah satu reviewer dalam National Manuscript Journal (Jumantara) yang diterbitkan Perpusnas dan menjadi pembicara tamu pada webinar Digitalisasi Naskah Nusantara.

Perpusnas bersama Keraton Yogyakarta juga berhasil mendapatkan 75 salinan digital naskah kuno dari British Library bertepatan dengan acara Pameran Naskah “Merangkai Jejak Peradaban Nagari Ngayogyakarta” pada tahun 2019.
 
“Pada kesempatan ini kami sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada jajaran British Library telah menerima kunjungan dari Perpustakaan Nasional dan telah merespons terkait Memory of The World, kami akan mempersiapkan segala sesuatu termasuk naskah akademik untuk mendapatkan surat dukungan dari British Library untuk menominasikan Naskah Hamzah Fansuri masuk dalam Memory of The World,” jelasnya.
 
Phil Spence juga menambahkan, hubungan yang terjalin antara kedua institusi sangat dekat dan telah berlangsung bertahun-tahun sejak Kepala Perpusnas yang pertama Ibu Mastini. “British Library akan selalu menjadi suporter terbaik bagi Perpustakaan Nasional,” ujarnya.
 
Kepala Perpusnas berharap, ke depan, pertukaran informasi dan pengetahuan, pengiriman sumber daya manusia, dan pertukaran bahan pustaka, dapat berlanjut. Dalam kesempatan tersebut pihak British Library dihadiri oleh Phil Spence (Chief Operating Officer), Xerxes Mazda (Head of Collections dan Curations), Luisa Elena Mengoni (Head of Asian and African Collections), Annabel Teh Gallop (Lead Curator for Southeast Asia), Marcie Hopkins (Head of International), Khairul Munadi (Duties of Education and Culture Attache Indonesia Embassy in London).
 
Pada hari yang sama, Muhammad Syarif Bando juga diundang dalam acara selebrasi “Proyek Digitalisasi Manuskrip Jawa Bollinger: 120 lebih manuskrip Jawa untuk didigitalkan” yang diselenggarakan di Foyle Room, Gedung British Library.
 
“Kami sangat berterima kasih kepada William dan Judith Bollinger sehingga 120 manuskrip berbahasa Jawa di British Library telah didigitalkan. Manuskrip-manuskrip tersebut berasal dari abad ke-18 hingga akhir abad ke-19, dan mencakup berbagai subjek, mulai dari sastra Jawa, sejarah dan tradisi penanggalan hingga teks-teks Islam tentang teologi, hukum dan tasawuf, dan mencakup beberapa jilid yang dilengkapi oleh ilustrasi,” ujar Annabel Teh Gallop.
 
British Library bekerja sama dengan mitra di Indonesia, khususnya dengan Perpusnas untuk membantu mengembangkan metadata digitalisasi manuskrip Jawa dan mengobservasi semua aspek terhadap pengelolaan manuskrip di BL. British Library juga menjamin Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA), dan Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) untuk mempromosikan dan melakukan penelitian terhadap manuskrip Jawa yang koleksi BL.
 
Manuskrip Jawa digital yang terpilih dari British Library juga akan ditransliterasi bekerja sama dengan Yayasan Sastra Lestari (YASRI) dan akan dapat diakses melalui portal perintis sastra Jawa dengan tautan https://www.sastra.org/.
 
Selain itu Syarif juga diajak menikmati pameran “Animals: Art, Science and Sound” yang menceritakan kisah global tentang hubungan manusia dengan hewan. Koleksi diambil dari manuskrip asli, publikasi cetak, karya seni, dan rekaman suara dari British Library yang terkenal.
 
Sorotan potensial dalam pameran tersebut termasuk Micrographia berpengaruh Robert Hooke (1665), gambar lumba-lumba sungai Asia Selatan yang terancam punah dari Baburnama (Mughal India, c. 1590-an), korespondensi antara Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace dan piringan hitam Songs of the Humpback Whale oleh Roger Payne (1970).
 
Baca juga:  Perpusnas Canangkan Pengembangan Budaya Literasi di 2024

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan