Ida Bagus Suryaningrat menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Optimalisasi Manajemen Rantai Pasok Menuju Agroindustri Berkelanjutan”. Dalam orasinya, Ida Bagus Suryaningrat menyebutkan produk agroindustri memiliki karakteristik tertentu, di antaranya bersifat musiman, mudah rusak, dan memiliki jenis beraneka ragam.
Oleh karena itu, agroindustri memerlukan rantai pasok yang sesuai. Misalnya memastikan pemenuhan bahan baku, kesiapan lahan, jaminan pasokan, dan adanya tempat penyimpanan produk agroindustri.
“Jaringan rantai pasok ini harus didukung dengan kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti penyiapan lahan dengan menggunakan drone hingga pemanfaatan big data," kata Ida Bagus dikutip dari laman unej.ac.id, Kamis, 23 Maret 2023.
Kemudian, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya munculnya tuntutan global akan pelestarian alam. Dia menyebut Green Suply Management Chain mensyaratkan pengadaan bahan baku, manfuaktur, penyimpanan, dan distribusi ramah lingkungan.
"Kini tantangan mewujudkan agroindustri berkelanjutan adalah meningkatkan kemampuan petani kita dalam hal teknologi digital,” kata dosen di Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian.
Sementara itu, Tantut Susanto dalam orasi ilmiahnya mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam mewujudkan negara sehat. Pasalnya, keluarga yang sehat menjadi dasar menuju peningkatan kualitas kesehatan.
Tantut menjelaskan untuk mewujudkan keluarga sehat, peran perawat komunitas mutlak diperlukan. Guru besar kelahiran Boyolali 43 tahun lalu itu menyebut saat ini Indonesia masih menghadapi banyak masalah kesehatan.
Seperti malnutrisi, stunting, penyakit tidak menular karena gaya hidup semisal hipertensi, hingga terbaru covid-19. Dia mengatakan penanganan masalah kesehatan tersebut tidak mungkin terwujud tanpa kesiapan keluarga dengan dukungan perawat komunitas.
“Peranan perawat komunitas sangat esensial dalam meningkatkan kemandirian dan kesehatan keluarga menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu caranya dengan optimalisasi praktik pelayanan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga melalui kunjungan rumah dalam rangka program keperawatan kesehatan masyarakat yang berbasis bukti ilmiah,” ujar Tantut yang membawakan orasi berjudul “Peran Perawat Komunitas Dalam Meningkatkan Kemandirian dan Kesehatan Keluarga Menuju Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045”.
Orasi ilmiah ketiga dibacakan oleh Bayu Taruna berjudul “Artificial Intellegence and IoT in Precision Agriculture”. Guru besar yang baru berusia 38 tahun ini menjelaskan peranan kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti Artificial Intellegence (AI) dan Internet of Thing (IoT) guna mendukung pengembangan agroindustri.
Dia menyebut Indonesia kaya akan potensi alam namun di lain sisi juga harus menghadapi ancaman makin berkurangnya lahan dan perubahan iklim yang berpotensi mengurangi produktivitas agroindustri. Oleh karena itu, pertanian presisi berbasis kecanggihan TIK menjadi salah satu jawaban atas fenomena tersebut.
Bayu mencontohkan penggunaan AI dan IoT untuk memprediksi serangan hama dan cuaca. Termasuk, penggunaan ChatBot sebagai asisten petani yang bisa memasok data pertanian dan perkebunan sehingga membantu petani mengambil keputusan.
"Dan salah satu aplikasi yang sudah saya ciptakan adalah software Agriino yang membantu petani mendeteksi kebutuhan pupuk tanaman. Juga metode berbasis IoT untuk pemeriksa kalsifikasi daun kopi Arabaika dan Robusta,” ujar guru besar termuda di Universitas Jember ini.
Penampilan spesial The GB Band
Ada kejadian tak biasa dalam pengukuhan tiga guru besar baru ini. Selepas menyampaikan orasi ilmiah, ada penampilan spesial dari The GB Band.The GB Band diawaki gitaris Bayu Taruna dan Ida Bagus Suryaningrat menabuh drum. Rektor Universitas Jember Iwan Taruna turut tampil dengan bass gitarnya.
Personel The GB Band lainnya, ialah Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Bambang Marhaenanto, sebagai keyboardis dan Yuli Witono di posisi rythm guitar. Sementara itu, vocalis Nita Kusumawardhani dan backing vocal Andi Eko yang merupakan dosen di Fakultas Teknologi Pertanian.
Mereka menyanyikan lagu From This Moment dari penyanyi country Shania Twain. Penampilan spesial The GB Band mendapat sambutan meriah dari tamu undangan di Gedung Auditorium.
Selepas upacara pengukuhan, gitaris The GB Band, Bayu Taruna, mengaku sejak kuliah sudah suka nge-band bersama kawan-kawannya. Dia tergabung dalam grup BLAST.
BLAST pernah meraih juara ketiga dalam ajang nasional A-Mild Live Wanted pada 2008. Sebagai hadiah, BLAST merasakan rekaman di salah satu major Label yakni Musica Studios. Bayu Taruna juga menyabet juara ketiga di ajang Festival Gitar Maut 2003 se-eks karesidenan Besuki.
“Meskipun pengalaman saya sebagai seorang gitaris telah berlalu dan saat ini saya berfokus pada bidang akademik, namun kenangan indah dari masa-masa itu tetap melekat dalam ingatan saya," kata Baru.
Dia mengaku sangat beruntung bisa membagikan keindahan musik dengan orang lain melalui permainan gitar. Hal itu akan selalu menjadi kenangan indah baginya.
"Dan salah satu musisi yang menginspirasi saya adalah Brian May gitaris band Queen, beliau seorang akademisi mampu meraih gelar Ph.D di bidang Astrofisika di tengah-tengah kesibukan sebagai musisi,” beber Bayu Taruna.
Baca juga: Unej Dapat Lampu Hijau Bangun Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News