Unair Memanggil. DOK ANT
Unair Memanggil. DOK ANT

Unair Memanggil, Guru Besar Ingatkan Jokowi Jalankan Etika Republik

Antara • 05 Februari 2024 19:11
Jakarta: Sejumlah guru besar, dosen, dan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) turut bersuara terkait situasi politik akhir-akhir ini. Lewat aksi 'Unair Memanggil', mereka meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjalankan etika republik dan merawat demokrasi.
 
"Hal yang perlu diingat kembali oleh Presiden bahwa legitimasi maupun dukungan rakyat kepada pemerintahannya semenjak sembilan tahun lalu tidak bisa dilepaskan dari harapan bahwa Presiden akan menjalankan etika republik dan merawat demokrasi maupun pemerintahan yang bebas KKN," kata Guru Besar Unair, Hotman Siahaan, di sela-sela kegiatan bertajuk "Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik" itu dikutip dari laman Antara, Senin, 5 Februari 2024.
 
Hotman berharap saat mengakhiri pemerintahannya, Presiden Jokowi bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama tersebut. Mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik Unair ini juga menyerukan agar Jokowi selaku pemimpin tertinggi pemerintahan dan kepala negara merawat prinsip-prinsip etika republik.

Caranya, tidak menyalahgunakan kekuasaan serta menghentikan upaya melanggengkan politik kekeluargaan. Pihaknya juga menyerukan agar kemerdekaan politik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sipil dijamin oleh negara. Sebab, Indonesia milik semua rakyat, bukan milik kelompok atau golongan tertentu.
 
Terkait pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, akademisi, keluarga besar, dan alumni Unair mendesak penyelenggara bersikap adil, tidak berbuat curang, serta tanpa kekerasan. Hotman menyebut partai politik harus mereformasi diri dalam menjalankan fungsi-fungsi artikulasi, agregasi, dan pendidikan politik warga negara.
 
Mereka juga mengecam berbagai bentuk intervensi dan intimidasi terhadap mimbar-mimbar akademik di perguruan tinggi. Mereka meminta perguruan tinggi menjaga muruah, rasionalitas, dan kritisme kepada pemerintah demi tegaknya republik.
 
"Ini empat poin seruan yang kami lakukan hari ini. Kampus ini hanya memberikan seruan moral, kami tidak melakukan tindakan-tindakan politik praktis. Seruan moral ini sebagai bingkai dari seluruh moralitas bangsa ini dalam kerangka negara demokrasi," tutur dia.
 
Sementara itu, Direktur Sekolah Pascasarjana FISIP Unair, Badri Munir Sucoko, menyebut aksi oleh beberapa pihak di lingkungan FISIP Unair tidak mewakili sikap resmi dari sivitas akademika Unair maupun Sekolah Pascasarjana Unair.
 
Pihaknya menyesalkan penggunaan fasilitas yang dimiliki Sekolah Pascasarjana dilakukan pihak-pihak terkait yang tidak berkaitan dengan Sekolah Pascasarjana Unair.
 
"Agenda hari ini (Aksi Unair Memanggail) bukan agenda Sekolah Pascasarjana Unair. Sesuai flayer yang (tersebar) diumumkan di publik bahwa kegiatan diumumkan di depan Sekolah Pascasarjana. Untuk itu kami tidak punya preferensi untuk memberikan intervensi apa pun. Tatkala masuk area kampus kami, tentu tidak etis jika tidak memberitahukan paling tidak sebagai sopan santun kulo nuwun," tegas dia.
 
Badri mengatakan sebagai sivitas akademika sudah seyogyanya mengawal demokrasi dan menjaga NKRI dengan menjunjung tinggi etik. Hal ini juga harus diawali dari kampus yang menjunjung tinggi etika.
 
"Ini menjadi catatan Sekolah Pascasarjana, bahwa tetap (aksi) menyatakan aspirasi itu tadi bagian dari situasi politik yang berkembang tapi tidak menjadi bagian dari pernyataan Sekolah Pascasarjana Unair," tegas Badri.
 
Baca juga: Prihatin Atas Kondisi Politik Jelang Pemilu 2024, Genderang UI Kembali Bertalu

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan