Pemerintah Indonesia bakal mengembalikan kerangka yang diduga tentara jepnag korban PD II. DOK Kemdikbud
Pemerintah Indonesia bakal mengembalikan kerangka yang diduga tentara jepnag korban PD II. DOK Kemdikbud

Pemerintah Indonesia Akan Kembalikan 9 Kerangka Diduga Tentara Jepang Korban Perang Dunia II

Renatha Swasty • 28 Juni 2024 22:07
Jakarta: Pada tahun 1944, wilayah Indonesia pernah menjadi tempat pertempuran Perang Dunia II. Pertempuran berlangsung di beberapa lokasi dan banyak kisah telah terjadi.
 
Salah satu pertempuran terjadi antara tentara Jepang dan Amerika di Kepulauan Biak-Numfor, Papua. Setelah 80 tahun berlalu, Tim Teknis Gabungan Indonesia dan Jepang berhasil mengumpulkan sembilan kerangka manusia yang diduga kuat sebagai tentara Jepang yang gugur pada Perang Dunia II di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
 
Kerangka-kerangka tersebut kini telah sampai di Jakarta untuk diteliti lebih lanjut kepastiannya menggunakan tes DNA. Penemuan sembilan kerangka ini merupakan hasil positif setelah pada 2019 terjadi penandatanganan kesepakatan kerja sama antara pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemendikbud dan Kedubes Jepang.

"Mengenai usaha ekskavasi, sisa-sisa, jasad dari para serdadu Jepang yang meninggal waktu perang dunia II, khususnya di daerah Papua," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Juni 2024.
 
Dia mengatakan terlepas dari sejarah masa lalu, upaya ini merupakan misi untuk memuliakan manusia. Sekaligus, pengingat agar tidak terulang di masa mendatang.
 
Tim Teknis Gabungan Indonesia dan Jepang dibentuk sebagai tindak lanjut perjanjian kedua negara. Pada 25 Juni 2019 ditandatangani Agreement between the Government of Japan and the Government of the Republic Indonesia on Excavation, Collection and Repatriation of the Remains of Japanese Soldiers who died in the Second World War in the Province of Papua and the Province of West Papua.
 
Realisasi perjanjian ini mengalami kendala karena pandemi covid-19 menerpa dunia. Pada 21 Juni 2022, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang menandatangani Perpanjangan Perjanjian yang berlaku sampai 24 Juni 2025.
 
Penanggung jawab pelaksana perjanjian adalah Kemendikbudristek Republik Indonesia serta Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang. Kedua belah pihak kemudian membuat Tim Teknis Gabungan yang dipimpin oleh perwakilan dari Pemerintah Republik Indonesia.
Pengaturan lebih rinci untuk pelaksanaan perjanjian ini dibuat menjadi Prosedur Operasional Standar. Tim Teknis Gabungan melaksanakan kegiatan di Pulau Biak pada 20-30 Mei 2024.
 
Tim berhasil mengumpulkan sejumlah kerangka yang diperkirakan merupakan sembilan individu tentara Jepang yang gugur. Jumlah tersebut mungkin dapat dipandang sedikit mengingat pada saat perang terdapat puluhan ribu tentara Jepang di wilayah kepulauan Biak-Numfor.
 
Kegiatan ini berusaha memenuhi kaidah ilmiah, akademis, kesehatan, dan memperhatikan aspek sosial-budaya. Oleh karena itu, salah satu tolok ukur keberhasilan adalah untuk pertama kalinya penerapan Prosedur Operasional Standar yang telah disepakati bersama berhasil diterapkan.
 
“Berdasarkan keberhasilan dan tentu saja ditambah dengan evaluasi, maka penerapan Prosedur Operasional Standar pada kegiatan berikutnya diharapkan akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi,” ujar Direktur Pelindungan Kebudayaan, Judi Wahjudin.  
 
Kegiatan eskavasi, pengumpulan, dan repatriasi kerangka tentara Jepang yang gugur bukan hanya sebatas identifikasi kerangka tentara Jepang atau bukan kerangka tentara Jepang. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan mengarah pada detail mengenai nama dan keluarganya yang masih ada saat ini.
 
“Oleh karena itu, kegiatan ini sarat dengan nilai kemanusiaan yang merupakan salah satu nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia,” ujar dia.
 
Langkah berikutnya, mengenai repatriasi. Harapannya, tahap tersebut dapat terealisasi dalam waktu dekat setelah identifikasi berhasil dilakukan.
 
Secara bersamaan, dilakukan upaya untuk menyerap aspirasi pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk kemudian dirumuskan bersama-sama dengan pemerintah pusat. Rumusan ini akan disampaikan kepada Pemerintah Jepang agar dapat dilakukan pengembangan perekonomian dan sosial yang bermanfaat untuk masyarakat lokal, pelestarian sumber daya sejarah, dan pariwisata di Kabupaten Biak Numfor.
 
Rangkaian kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerja sama dengan berbagai pihak. Kemendikbudristek menyampaikan ucapan terima kasih kepada Penjabat (Pj) Bupati Biak Numfor dan segenap masyarakat Kabupaten Biak Numfor serta ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional.
 
“Ucapan terima kasih tentu saja disampaikan kepada Pemerintah Jepang. Persahabatan dan kerja sama antara kedua negara akan terus terjalin dan semakin erat. Mari kita ciptakan sejarah baru dengan prinsip kemanusiaan dan kesetaraan yang saling menguntungkan, saling pengertian, dan saling menghormati,” tutur dia.
 
Baca juga: Mengulang Sejarah, KRI Dewaruci Sambangi Sabang dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan