Mahasiswa tunanetra UNY, Bayu Aji Firmansyah, lulus dengan Cum Laude. DOK UNY
Mahasiswa tunanetra UNY, Bayu Aji Firmansyah, lulus dengan Cum Laude. DOK UNY

Sempat Diragukan, Bayu Mahasiswa Tunanetra Lulus dari UNY dengan Gelar Cum Laude

Renatha Swasty • 03 Juni 2024 10:31
Jakarta: Bayu Aji Firmansyah totalitas menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) meski memiliki keterbatasan fisik. Penyandang disabilitas tunanetra itu berhasil lulus dalam waktu 3 tahun 7 bulan sekaligus meraih gelar Cum Laude dengan IPK 3,83.
 
Mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik tersebut diterima melalui jalur SBMPTN. Alasan dia memilih Ilmu Komunikasi di UNY karena sadar dengan kemampuan dirinya.
 
"Apabila mengambil ilmu komunikasi di kampus lain, saya tidak yakin dapat diterima” kata Bayu dikutip dari laman uny.ac.id, Senin, 3 Juni 2024.

Kedua orang tuanya selalu mendukung apa pun pilihan Bayu selama ia dapat menjelaskan alasannya. Termasuk, saat memilih ilmu komunikasi atas keinginan sendiri.
 
Sebagian guru pada awalnya meragukan pilihan Bayu karena beranggapan jurusan untuk disabilitas adalah Pendidikan Luar Biasa (PLB). Namun, dari situ malah menjadi pemacu baginya untuk membuktikan bisa masuk di luar jurusan PLB.
 
Bayu bersyukur mendapat lingkungan mendukung, seperti dosen yang mau terbuka menerimanya sebagai mahasiswa. Padahal, sebagian besar dosen di Ilmu Komunikasi belum pernah mengajar tunanetra sebelumnya.
 
Dosen dapat mengakomodasi kebutuhan Bayu. Dia juga terbantu dengan teman-teman yang bersedia membantu apabila menemui kesulitan.
 
Alumni SMAN 1 Bambanglipuro Bantul tersebut sadar kemampuan mobilitasnya tidak sebaik disabilitas yang memiliki latar belakang sekolah di SLB. Dia sempat kesulitan menghafal letak suatu tempat.
 
"Sehingga untuk ke kelas saya masuk bersama teman dan biasanya janjian di gerbang fakultas,” cerita dia.
 
Sejak diterima di UNY, Bayu mentargetkan lulus maksimal 8 semester. Dia merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang hanya mengcover biaya kuliah sampai semester 8. Sehingga, bila Bayu belum lulus hingga semester 8, harus membayar UKT.
 
Putra pasangan Suparyanta, seorang petani, dan Sri Mulyani, seorang ibu rumah tangga, tersebut mencari cara dapat mengerjakan skripsi dengan optimal di semester 7. Secara aturan akademik, seharusnya di semester 7 mahasiswa ikut KKN dan PKL.
 
“Saya berpikir dua kegiatan tersebut dapat menyita waktu untuk skripsi. Akhirnya saya  memperoleh informasi bahwa KKN dan PKL dapat dikonversi dari kegiatan MBKM,” ungkap dia.
 
Bayu memilih mengikuti magang MSIB di start-up dan dapat dikonversi kegiatan magang merdeka ke PKL dan KKN. Sehingga, ia dapat fokus mengerjakan skripsi di semester 7. Bayu lalu menjalani sidang di awal Februari dan yudisium pada Maret.
 
Warga Sirat, Sidomulyo, Bambanglipuro itu mengangkat skripsi tentang Apakah jingle pemilu 2024 yang dikeluarkan oleh KPU mampu memengaruhi dan mendorong Gen-Z dalam menggunakan hak pilihnya.
 
Selama kuliah, Bayu pernah sekali menjadi juara di lomba esai pada 2022 yang diadakan FOMUNY. “Selebihnya saya mengikuti UKMF SCREEN periode 2022 dan UKM Magenta tahun 2022-2023,” ujar dia.
 
Setelah lulus, Bayu berharap lekas mendapat pekerjaan. Dia berpesan kepada sesama difabel agar jangan pernah malu dengan kondisi disabilitas dan jangan menjadikan disabilitas sebagai alasan ketika melakukan kesalahan.
 
Baca juga:  Kenalan dengan Ferdy Agus Viryanto, Wisudawan UNY yang Raih IPK Tertinggi

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan