Pendayagunaan data pendidikan dan kebudayaan yang terintegrasi akan mewujudkan tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas. (Foto: Dok. Kemendikbud)
Pendayagunaan data pendidikan dan kebudayaan yang terintegrasi akan mewujudkan tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas. (Foto: Dok. Kemendikbud)

Kemendikbud Optimalkan Penggunaan Data Pendidikan dan Kebudayaan Terintegrasi

Gervin Nathaniel Purba • 22 Maret 2019 11:12
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengoptimalkan pendayagunaan data pendidikan dan kebudayaan yang semakin terintegrasi. Hal ini untuk mewujudkan tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas.
 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya data yang akurat dalam pengambilan keputusan dan perancangan kebijakan strategis dalam rangka memajukan pendidikan dan kebudayaan. 
 
"Penting bagi kita melakukan klarifikasi terhadap data-data yang masuk kepada kita. Agar dalam mengambil kebijakan juga tepat, jangan sampai keliru," ujar Muhadjir saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Pendataan Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019, dikutip keterangan tertulis, Jumat, 15 Maret 2019. 

Apresiasi diberikan Mendikbud atas kinerja para peserta rakornas yang merupakan pengelola data pendidikan dan kebudayaan dari berbagai wilayah di Indonesia. Para operator yang mengunggah data disebutnya sebagai akar rumput yang sangat berjasa. 
 
Kemendikbud Optimalkan Penggunaan Data Pendidikan dan Kebudayaan Terintegrasi
(Foto: Dok. Kemendikbud)
 
Menurutnya, para pembuat kebijakan tidak dapat berbuat banyak tanpa asupan data yang berkualitas. "Saya yakin orang yang berkutat dengan data adalah orang yang memiliki idealisme dan dedikasi atau semangat pengabdian yang tinggi," kata Muhadjir. 
 
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Didik Suhardi mengatakan bahwa Kemendikbud telah memiliki data yang terintegrasi dari berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Integrasi data pokok pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) dimulai sejak 2011. Kemudian, pada 2015 mulai diperkenalkan data pokok pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat (PAUD dan Dikmas).
 
"Tahun ini kami sudah bisa menyajikan data secara komplit dan semuanya telah berbasis sistem. Sekarang kita bisa menyajikan data secara real time," tutur Didik. 
 
Didik mengatakan, data yang telah dihimpun dan diolah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) menjadi dasar pengambilan kebijakan sistem zonasi yang bertujuan untuk mempercepat pemerataan akses layanan dan mutu pendidikan nasional. 
 
Integrasi Data Kuatkan Ekosistem Pendidikan
 
PDSPK Kemendikbud tidak hanya melibatkan para pengelola data pokok Dikdasmen, data pokok PAUD, dan Dikmas dalam rakornas tahun ini. Namun, untuk pertama kalinya, para pengelola data kebudayaan serta pengelola data bahasa dan sastra turut bergabung untuk menyamakan persepsi dalam membangun data pokok pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas. 
 
"Ini sebagai upaya untuk membentuk insan Indonesia yang tidak hanya cerdas akademik saja, tetapi juga berakhlak mulia," ujar Kepala PDSPK Kemendikbud Bastari. 
 
Pendayagunaan data yang terintegrasi sangat bermanfaat dalam upaya menguatkan ekosistem pendidikan, yang nantinya berujung pada peningkatan mutu pendidikan. 
 
Bastari mencontohkan, sekolah dapat mengetahui dan memanfaatkan berbagai macam potensi sebagai sumber belajar. Misalnya, cagar budaya atau museum untuk pendidikan karakter. Begitu juga melalui kebijakan zonasi, akan lebih mudah untuk gotong royong berbagi sumber daya antar satuan pendidikan. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan