Ilustrasi sapi. DOK Medcom
Ilustrasi sapi. DOK Medcom

Pakar UGM Bagikan Cara Tingkatkan Produksi Daging dan Susu Sapi Dukung Proyek Strategis Nasional

Renatha Swasty • 10 Maret 2025 09:57
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto menetapkan peningkatan produksi daging dan susu sapi sebagai satu dari 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) periode 2025-2029. Pakar Pemuliaan Ternak Universitas Gadjah Mada (UGM), Dyah Maharani, membagikan beberapa gagasan untuk meningkatkan produksi daging dan susu sapi di Indonesia.
 
“Salah satu program adalah penguatan program inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE)   berbasis genetik unggul yang berasal dari ternak lokal maupun eksotik, yang sudah dilaksanakan dibeberapa wilayah sumber bibit," papar Dyah dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Senin, 10 Maret 2025.
 
Guru Besar di Fakultas Peternakan UGM itu mengatakan program ini bertujuan meningkatkan jumlah ternak dengan lebih cepat dan meningkatkan kualitas sapi lokal dengan teknologi reproduksi. Sehingga menghasilkan bibit sapi lebih produktif dalam produksi daging maupun susu.

Selain itu, perlu juga program penguatan dan pengembangan program seleksi dan pemuliaan sapi perah dan potong berbasis data genetik di seluruh wilayah sumber bibit yang sudah ditetapkan pemerintah. Dia menyebut dengan membangun database genetik nasional, peternak dapat memilih bibit unggul berdasarkan produktivitas dan kualitas ternak.
 
Database genetik nasional dapat dikoleksi datanya menggunakan aplikasi recording ternak baik yang berbasis android maupun website. Beberapa aplikasi yang saat ini sudah dikembangkan antara lain Sidik Peternakan, Aifarm, FIKKIA Animal MicroChip (FANCHIP), REKS-EL (Rekording Sapi Elektronik) dan e-Recording.
 
Baca juga: Sapi GaMa UGM Dongkrak Produksi Sapi Nasional

Aplikasi-aplikasi tersebut sebaiknya diintegrasikan dalam satu database genetik ternak secara nasional. Sehingga, implementasi sistem pemantauan berbasis digital ini akan membantu stakeholders termasuk pemerintah menentukan kebijakan terkait arah pengembangan breeding ternak di Indonesia di masa yang akan datang.
 
Sementara itu, untuk mendukung keberhasilan reproduksi, program peningkatan efisiensi reproduksi melalui manajemen nutrisi dan kesehatan juga perlu dipertimbangkan. Program ini menekankan pada optimalisasi pakan berbasis potensi lokal, penerapan teknologi deteksi birahi dan kebuntingan, serta sistem kesehatan preventif guna menekan angka keguguran dan infertilitas pada sapi.
 
Anggota ARPENAS (Asosiasi Ahli Reproduksi dan Pemuliaan Ternak Nasional) itu menyebut sebagai bagian dari strategi jangka panjang dapat diperkuat juga program kemitraan dengan peternak dalam pembibitan sapi unggul. Beberapa pola kemitraan yang saat ini sudah berkembang seperti kemitraan dengan perusahaan sawit dengan program SISKA, pola kemitraan penggemukan sapi penggemukan sapi Bali di NTT bekerjas ama dengan PUSKUD (Pusat Koperasi Unit Desa) NTT.
 
Lalu, kemitraan sapi perah di Magelang Jawa Tengah bekerja sama dengan PT Nestle, juga kemitraan inti plasma antara peternak di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah dengan PT Sulung Ranch-CBI group. Kemudian, kemitraan usaha penggemukan sapi potong di PT Great Giant Livestock (GGL) Kabupaten Lampung Tengah dan lain-lain perlu terus didukung dan dikembangkan di wilayah lain.
 
Dia menyebut melalui pembentukan kelompok pembibitan sapi berbasis wilayah, distribusi bibit unggul dapat lebih merata. Kemitraan antara pemerintah, koperasi, akademisi, dan industri peternakan juga menjadi kunci dalam penyediaan bibit berkualitas tinggi.
 
Dyah mengatakan usulan program-program ini sejalan dengan tujuan pemerintah dalam meningkatkan produksi protein hewani nasional dan mendukung keberlanjutan peternakan di Indonesia. Sinergi antara pemerintah dan para ahli di bidang peternakan khususnya ahli reproduksi serta pemuliaan ternak diharapkan dapat mendorong target swasembada daging dan susu dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan