“PUPR lebih berfokus pada perumahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), di mana (konsepnya) menerjemahkan apa yang dikonsepkan oleh Bappenas,” kata Dedy dalam Webinar Kesiapan Infrastruktur dan Perpindahan ASN ke IKN Awal 2024, Kamis, 14 April 2022.
Dedy menuturkan hunian mencanangkan 80 persen populasi terlayani akses menuju Taman Kota. Selain itu, alur hijau diperkirakan tidak akan terputus dan pada 2045, diperkirakan Nol Bersih Emisi mencapai 100 persen.
Dengan memanfaatkan teknologi cerdas dan adaptif, PUPR membangun hunian yang disebut mampu mengoptimasi kualitas iklim mikro serta pengendalian kualitas udara. Hunian ini berorientasi pada efisiensi energi, air, material, serta pemanfaatan dan pemeliharaan.
“Smart forest city juga menerapkan Sistem Modular serta partisi dalam unit yang moveable,” papar Dedy.
Dedy memastikan setiap proses tetap responsif terhadap topografi meski melakukan pembangunan besar-besaran. PUPR menyediakan ruang terbuka hijau sekitar 50-70 persen.
Bahkan, juga disediakan 50 persen konservasi tanaman lokal Kalimantan. Serta, 30 persen konservasi tanaman lokal Indonesia. (Nurisma Rahmatika)
Baca: Tahap Awal, 100.023 ASN Bakal Pindah ke IKN Nusantara
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News