Seolah, keduanya tidak bisa diintegrasikan. Padahal sejak awal berdirinya bangsa ini, pendiri bangsa sudah jelas memposisikan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Listiyono menjelaskan mengutip Bung Karno, sebagai sebuah negara secara politik Indonesia sudah selesai untuk urusan dua hal itu. Namun, sebagai sebuah bangsa Indonesia belum selesai karena untuk membangun sebuah bangsa butuh berbagai kesamaan persepsi sehingga orang yang berbeda menjadi satu kesatuan dalam visi yang sama.
“Indonesia memang sudah 'final' sebagai sebuah negara, tetapi rasa kebangsaan harus terus diperkuat dan diperkokoh sebagai bagian dari strategi merawat keutuhan bangsa Indonesia,” ujar dia dalam Ngobrol Rabu Cerdas (Ngobras) dengan tema "Agama dan Nation state atau Negara Bangsa" yang digelar Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dikutip dari laman unesa.ac.id, Kamis, 20 April 2023.
Dia menuturkan Indonesia merupakan negara unik dari berbagai aspek. Menurutnya, hampir tidak ada negara lain di dunia yang bisa dibandingkan dengan keberagaman negara Indonesia yang mempunyai 17.504 pulau, 34 provinsi, 497 kabupaten/kota, 1.349 kelompok etnik dan suku bangsa, 642 bahasa daerah, dan mengakui serta melindungi enam agama.
Listiyono mengatakan untuk menyatukan keberagaman itu, pendiri bangsa merumuskan konsep negara bangsa sebagai tiga fondasi utama. Yaitu Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi perekat, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusinya, dan NKRI sebagai kesatuan teritorial.
"Ibarat sebuah rumah, Pancasila itu dasarnya, Bineka Tunggal Ika sebagai isinya, UUD 45 dindingnya, dan atapnya namanya NKRI. Pancasila sebagai dasar, karena kalau didudukkan sebagai pilar, maka akan sejajar dengan pilar-pilar yang lainnya dan bisa jadi ada kemungkinan digantikan dengan pilar lainnya," papar dia.
Dia menjelaskan Pancasila merupakan hasil dari gagasan genuine dan warisan intelektual yang luar biasa pendiri bangsa untuk menyelamatkan nation state ke depan. Dia berasumsi Pancasila dipilih karena pendiri bangsa religius dan punya keyakinan keagamaan yang cukup baik.
Apabila tidak, bisa saja yang lahir bukan Pancasila, tetapi liberal-kapitalis atau sosialis-komunis.
"Orang mengatakan Pancasila tidak ada narasi keagamaan itu salah besar. Cara pandang seperti itu menurunkan standar kecerdasan pendiri bangsa yang merumuskan dasar negara," tegas dia.
Listiyono mengatakan Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai nation state memposisikan semua agama sama. Padahal, dulu Islam dan Jawa mayoritas, tetapi tidak menjadikan Indonesia sebagai negara agama atau negara kesukuan.
Pancasila sebagai nilai dasar bagi kehidupan kebangsaan menjadi fundamen moral bernegara dan fundamen politik negara. Apabila dijabarkan, nilai dari sila Pancasila yaitu, sila pertama sebagai moral agama, sila kedua sebagai moral negara, sila ketiga sebagai dasar negara, sila keempat sebagai sistem negara dan sila kelima sebagai tujuan negara.
"Pancasila sebagai objektivikasi agama, ini yang harus dipahami. Jika tidak berlebihan, Pancasila menjadi nilai bersama bagi warga negara untuk urusan publik atau bisa disebut agama sosialnya warga negara Indonesia. Sementara di ranah privat, warga negara tetap mengacu pada nilai agamanya masing-masing. Intinya, Pancasila menyatukan nilai-nilai bersama di ranah sosial-publik," jelas dia.
Listiyono mengatakan ada tiga tantangan yang mengganggu kebinekaan, yaitu radikalisme agama yang ditunjukan dengan pemaksaan kehendak dan aksi kekerasan atas nama agama tertentu; etnosentrisme, primordialisme dan egoisme 'kedaerahan' atau kelompok; dan kebijakan negara yang kontra-produktif dan tidak berkeadilan sosial.
"Diskusi ini luar biasa dan di Unesa juga punya direktorat yang khusus menangani isu-isu ideologi dan kebangsaan. Ini menarik sekali menurut saya. Semoga ini mendorong diskursus atau melakukan ideologisasi melalui forum ilmiah, forum diskusi, melempar sebuah gagasan, wacana ketimbang sebuah doktrinasi. Strategi ideologisasi kampus beda dengan pendidikan dasar yang mengarah pada pembiasaan dan penciptaan perilaku," kata dia.
Baca juga: Tak Hanya Momentum Peningkatan Ibadah, Ramadan Diharapkan Memperkokoh Nilai Kebhhinekaan |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id