Regional Representative EURAXESS ASEAN Simon Grimle  di European Research Day 2019, Surabaya Foto: Dok.Eupop Indonesia
Regional Representative EURAXESS ASEAN Simon Grimle di European Research Day 2019, Surabaya Foto: Dok.Eupop Indonesia

Uni Eropa Dukung Penguatan Inovasi Riset Indonesia

Muhammad Syahrul Ramadhan • 30 Oktober 2019 14:23

Jakarta: Uni Eropa dan Negara-negara anggotanya menggelar kegiatan seminar bertajuk Hari Riset Eropa 2019 (European Research Day 2019) Selasa, 29 Oktober di Surabaya. Sekitar 200 peneliti dari seluruh Indonesia hadir dalam acara ini untuk mendapatkan berbagai informasi peluang pendanaan terkait penelitian di Eropa dan beasiswa yang tersedia bagi mereka.
 
Kegiatan yang difasilitasi oleh EURAXESS ASEAN ini bertujuan agar para peneliti Indonesia terdorong untuk menghasilkan penelitian yang berstandar internasional, serta berkontribusi bagi ilmu pengetahuan di Tanah Air dan hasil penelitiannya dapat diterapkan. Uni Eropa telah lama mempromosikan kerja sama internasional dalam kegiatan riset, menuju masyarakat dan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan kompetitif.
 
Regional Representative EURAXESS ASEAN, Simon Grimle, menjelaskan EURAXESS ASEAN merupakan inisiatif unik yang menghubungkan para peneliti di ASEAN dengan Eropa. "Memberikan layanan informasi dan dukungan yang memungkinkan para peneliti untuk mengembangkan karir penelitian mereka di Eropa, atau bekerja dengan mitra penelitian Eropa," kata Simon 
dalam siaran pers yang diterima Medcom.id, di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.

Sementara itu, Wakil Ketua Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Charles-Michel Geurt mengatakan, kolaborasi penelitian internasional merupakan kerja sama yang sangat penting. Eropa, Indonesia, dan ASEAN perlu bekerja sama untuk mengembangkan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global.
 
"Seperti perubahan iklim, keamanan pangan, energi dan penyakit menular,” kata Charle.
 
Charles menyebut ribuan mahasiswa dan peneliti dari Indonesia dan ASEAN telah mendapat manfaat belajar di lembaga pendidikan tinggi dan memperoleh beasiswa riset di Eropa.  Beasiswa riset itu didapat melalui program-program seperti Erasmus plus, Horizon 2020, dan skema pendanaan bilateral lainnya.
 
Direktur Lembaga Eijkman Sangkot Marzuki menjelaskan, pentingnya landasan yang kuat untuk dapat menghasilkan penelitian ilmiah yang berbobot. Sangkot mengatakan, penelitian ilmiah membutuhkan keahlian, inovasi dan sumber daya yang mumpuni.
 
Ia juga menyampaikan, bahwa Indonesia perlu memelihara budaya keunggulan ilmiah. "Mobilitas internasional dan kegiatan penelitian kolaboratif adalah kunci dari upaya tersebut” tuturnya.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan