Fenomena tersebut merupakan salah satu contoh penerapan konsep getaran dalam Fisika. Getaran juga bisa dijumpai pada jendela yang bergetar ketika petir menyambar, dawai yang bergetar ketika dipetik, atau bahkan getaran dari ponsel yang menandakan notifikasi baru.
Getaran adalah gerakan bolak-balik berperiode dari partikel sebuah benda. Gerakan bolak-balik bisa dikatakan sebagai getaran apabila memiliki frekuensi, periode, dan waktu getar.
Gerakan bolak-balik itu bisa dilihat pada bandul atau pendulum. Dari gerakan benda tersebut, bisa dirumuskan berbagai besaran getaran, mulai dari amplitudo, frekuensi, dan periode.
Dilansir dari laman Zenius, amplitudo getaran adalah jarak atau simpangan terjauh (maksimum) dari titik setimbang pendulum. Sedangkan, periode merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat satu getaran.
Periode getaran umumnya dilambangkan dengan T. Ini bisa dihitung dengan membagi waktu dan jumlah getaran.
Adapun frekuensi getaran adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Berbanding terbalik dengan periode, frekuensi dihitung dengan membagi jumlah getaran dan waktu.
Dengan kata lain, bisa disimpulkan bahwa frekuensi berbanding terbalik dengan periode. Bila dituliskan dalam rumus, maka menjadi f = 1/T dan T = 1/f. Demikianlah sekilas pembahasan mengenai konsep getaran dalam Fisika. Semoga bermanfaat! (Nurisma Rahmatika)
Baca juga: Rontgen, Penemu Sinar X yang Membuat Revolusi di Bidang Kedokteran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
