Mengawali sambutannya Maramis mengutip beberapa ayat dari Injil Pengkotbah. “'Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ini ada waktunya,' maka izinkan saya menambahkan sedikit, ada waktu menjadi Dekan, ada waktunya untuk pergi meninggalkan jabatan. Itu sesuatu yang biasa saja," kata Maramis dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, di Jakarta, Selasa, 4 September 2018.
Pria 93 tahun tersebut melanjutkan, dengan merangkum perjalanannya berkarya mulai dari saat persiapan pensiun puluhan tahun lampau. “Pernah ada yang tanya kenapa kok bisa terus (berkarya) begini," kata Maramis.
Kemudian ia mengisahkan, dimulai saat menjelang pensiun dari FK Unair, lalu ditunjuk menjadi ketua untuk persiapan pendirian Prodi Psikologi Universitas Airlangga (unair). "Setelah selesai baru pensiun. Selanjutnya malah dihubungi oleh Rektor UKWMS untuk mendirikan F. Psikologi; harus jadi Dekan, dan mundur setelah satu periode. Setelah itu tiba-tiba Pak Henky (kini menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Widya Mandala–red) datang lagi minta tolong dirikan Fakultas Keperawatan. Selanjutnya adalah FK dan saya pikir benar-benar inilah akhirnya," papar Maramis.
Maramis mengaku senang membaktikan diri untuk UKWMS. "Rasanya sudah bertemu dengan berbagai orang dengan berbagai kepribadian kecuali psikopat,” urainya diakhiri kelakar yang mengundang gelak tawa para tamu undangan.
Proses pergantian Dekan FK UKWMS diawali dengan Pengambilan Sumpah Jabatan, Pelantikan, kemudian Serah Terima Jabatan. Hadir Rektor UKWMS, Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D., Apt. yang memimpin langsung prosesi ini. Universitas pun memiliki harapan bagi dekan baru, “Harapannya kepada dekan yang baru, agar semakin meningkatkan kinerja pengelolaan Tri Darma Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh FK UKWMS, sehingga berdampak positif pada layanan FK UKWMS kepada masyarakat,” ujar Kuncoro.
Baca: Kecakapan Sosial Kunci Menangkan Persaingan 4.0
Selaku Rektor, Kuncoro juga mengenang keberhasilan Maramis dalam membawa FK meraih tingkat kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran (UKMPPD) sebanyak 92% pada tahun pertama dan 95% pada tahun kedua.
Rasa terima kasih mendalam juga tak lupa ia sampaikan pada Paul Tahalele yang bersedia mendedikasikan sebagian waktu tenaga, dan pemikirannya demi pengembangan FK UKWMS. Usai resmi dilantik, Tahalele menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Maramis yang ia sebut sebagai guru dan teladannya.
“Memang ini suatu tantangan bagi saya di usia 70 saya harus menyesuaikan diri setelah pensiun dari FK Unair, dengan budaya dan tata cara yang berbeda dengan FK UKWMS. Terima kasih pada Uskup, Ketua Yayasan, Rektor telah percaya, dan mengizinkan saya untuk berkarya di sini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tahalele juga menyampaikan kepada para undangan bahwa meski sudah tidak lagi menjadi Dekan, Maramis akan tetap melanjutkan berkarya karena sudah diangkat menjadi Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan di FK UKWMS.
Hal ini sungguh luar biasa, karena FK UKWMS adalah FK Perguruan Tinggi Swasta pertama di Indonesia yang memiliki Komisi Etik Penelitian Kesehatan. Tugasnya adalah meneliti segi etik dari semua penelitian, terkait kesehatan yang menggunakan subyek manusia.
Penelitian-penelitian tersebut bisa berasal dari mana saja, tidak hanya dari FK tapi juga dari berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Koordinasinya berada di bawah Kementerian Kesehatan RI. “Kami di Senat FK UKWMS juga akan mengajukan kepada universitas agar Prof. Maramis bisa diberi penghargaan Honorary Dean alias menjadi Dekan Kehormatan bagi FK UKWMS,” tutup Paul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
