"Saya enggak bisa setuju dan enggak setuju, saya enggak punya pilihan. Tapi itu konsekuensi bahwa lembaga Eijkman memang di bawah ristek, dan sesuai dengan Peraturan Presiden semua aset ristek itu di bawah BRIN termasuk Eijkman," ujar Amin kepada Medcom.id, Kamis, 6 Januari 2022.
Ia tak terlalu mempermasalahkan peleburan tersebut. Amin justru fokus pada bagaimana pengelolaan penelitian di bawah BRIN bisa berjalan baik untuk dunia penelitian itu sendiri setelah peleburan tersebut.
"Soal restrukturisasi itu sebetulnya enggak ada masalah. Yang penting bagaimana kita mengelola penelitian selanjutnya, terkait pengelolaan Sumber Daya Manusia, fasilitas penelitian, infrastruktur, anggaran. Itu harus dipikirkan sedemikian rupa agar kondusif untuk penelitian," ujar dia.
Baca juga: Dilebur ke BRIN, Tim Wascove Eijkman Tak Dibubarkan
Sebelumnya, LBM Eijkman dilebur ke dalam BRIN dan berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman. Kebijakan ini sesuai Pasal 58 Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang BRIN.
Aturan tersebut menyatakan, mulai 1 September 2021, seluruh lembaga penelitian diintegrasikan ke dalam BRIN. Meliputi lima entitas lembaga penelitian resmi, yakni BATAN, LAPAN, LIPI, BPPT, dan Kemenristek/BRIN, termasuk di dalamnya LBM Eijkman.
Nasib para pegawai LBM Eijkman menjadi sorotan. Status puluhan peneliti LBM Eijkman menjadi terkatung-katung pascapeleburan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
