"Kepunahan bahasa salah satunya dipengaruhi oleh sikap bahasa penutur jati," kata Amin dalam Peluncuran Merdeka Belajar eps 17: Revitalisasi Bahasa Daerah, Selasa, 22 Februari 2022.
Nahas, kata Amin, sebagian penutur bahkan memiliki pemikiran menghentikan penggunaan bahasa daerah. Sebab, penutur mengira dirinya kampungan.
"Berbahasa daerah itu menunjukkan diri sebagai orang kampungan, tertinggal, tidak keren. Akhirnya, Ia tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya," sebut Amin.
Hal itu menular kepada orang tua dan anak-anak di daerah tersebut. Hal itu membuat bahasa daerah memasuki fase kritis dan pada akhirnya punah.
Untuk itu, pihaknya berupaya merevitalisasi bahasa daerah pada 2021. Ada tiga provinsi yang menjadi objek revitalisasi Badan Bahasa.
"Ini adalah upaya kami menyelamatkan bahasa daerah yang di ujung tanduk. Kami menarik minat siswa SD hingga SMP untuk kembali menggunakan bahasa daerah," tutur Amin.
Baca: Kemendikbudristek Rancang 3 Model Revitalisasi Bahasa Daerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News