"Bukan menakut-nakutkan, tetapi secara kesehatan, begadang itu bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan," ucap dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rahmantio Adi, dikutip dari laman unesa.ac.id, Selasa, 16 Januari 2024.
Tio menjelaskan seseorang yang begadang akan mengalami gangguan pola tidur, menurunnya daya konsentrasi, cenderung tidak fokus, hingga berpotensi menimbulkan gangguan kecemasan. Selain itu, juga berisiko terserang penyakit kronis.
"Kalau tidak ada yang dilakukan, ya sebaiknya segera tidur, jangan bermedsos sampai larut malam, karena dampaknya sangat mengkhawatirkan dalam jangka panjang," tutur dia.
Dia menyebut kebiasaan begadang yang berkelanjutan dapat berdampak serius pada sistem hormon tubuh. Gangguan terhadap hormon yang mengontrol stres dan metabolisme dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan masalah pembuluh darah lainnya.
Selain itu, dampak jangka panjang begadang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan risiko diabetes akibat gangguan kerja insulin. Dampak jangka pendeknya, kurangnya kewaspadaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari akibat rasa ngantuk berlebihan.
Seseorang juga akan mengalami penurunan konsentrasi dalam berpikir, mengingat, dan mengolah informasi yang dapat menghambat produktivitas. Suasana hati yang memburuk juga dapat berakibat konflik interpersonal.
"Bagi yang berkendara, risiko kecelakaan meningkat karena kurangnya fokus dan responsivitas. Selain itu, imunitas tubuh juga menurun sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit," kata Tio.
Dokter spesialis penyakit dalam itu membagikan tips bagi yang sudah terlanjur begadang. Caranya, mengurangi konsumsi kafein, menghentikan konsumsi alkohol dan merokok, serta memilih makanan sehat untuk memitigasi dampak negatif.
Meskipun sulit menghindari kurang tidur setelah begadang, Tio menyarankan untuk menggantinya dengan waktu tidur yang cukup pada jam-jam longgar setelahnya. Hal ini penting agar tubuh memiliki kesempatan istirahat memadai, memperbaiki kerja hormon tubuh, dan mendukung kesehatan keseluruhan.
"Saat menggantikan waktu tidur, disarankan untuk tidak bermain dengan ponsel agar fokus lebih terarah pada proses tidur yang diperlukan untuk pemulihan maksimal," ujar dia.
Meskipun terkadang sulit dihindari, mengambil langkah-langkah untuk memitigasi risiko sangat penting. Tio menekankan tidak ada pengganti yang lebih baik ketimbang memberikan tubuh waktu yang cukup untuk istirahat melalui tidur berkualitas.
"Memberikan waktu istirahat yang memadai bukanlah bentuk kelemahan, melainkan investasi dalam kesehatan jangka panjang," tegas dia.
Baca juga: Coba Yuk! Ini Dia Cara Memperbaiki Jam Tidur Kamu yang Berantakan! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id