Hal itu disebabkan, pembelajaran dilakukan secara daring selama masa pandemi. Diakui dalam kondisi tersebut, akselerasi dalam pendidikan semakin tinggi.
"Tapi itu hanya bagi yang mampu mengakses teknologi. Bagi yang tidak, itu menjadi kendala besar bagi jalan pendidikan anak tersebut," tutur peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Norman Luther Aruan, dalam webinar Hari Pendidikan Nasional bertema "Wajah Pendidikan Kini: Filosofi, Orientasi, Kebijakan dan Praktik", Senin 1 Mei 2023.
Namun, kemajuan teknologi saat ini memang tak lagi terelakan. Untuk itu perlu dibangun sketsa pemajuan pendidikan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi.
Kepala Pusat Riset (Kapusris) Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Namawi, menambahkan, dalam sketsa itu, kata dia, ada beberapa hal yang dapat menjadi fokus. Skesta ini juga nantinya akan sangat kompleks.
"Kompleksitasnya mencapai 2045 ini harus kita rancang sistem pendidikan, akses pendidikan, kesejahteraan dan pemertaan guru," tutur Namawi.
Hal itu kian kompleks, ketika mengingat generasi yang akan datang akan bertarung melawan teknologi yang semakin besar dan luas. Mulai dari teknologi informasi, Artificial Intelligence, internet dan sebagainya.
"Jadi harus dipikirkan secara matang bagaimana membentuk SDM ini," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
| Baca juga: Tata Kelola Rekrutmen Guru di Indonesia, P2G: Paling Buruk di Dunia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
