Dalam sepekan terakhir, curah hujan ekstrem tercatat di beberapa daerah, seperti Mamuju, Sulawesi Barat (152 mm/hari), Fakfak, Papua Barat (135 mm/hari), dan Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (105 mm/hari).
BMKG menjelaskan, kondisi ini dipicu oleh kombinasi fenomena atmosfer global dan regional, termasuk Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuator, dan Gelombang Kelvin.
Selain itu, dinamika di Samudra Hindia dan Pasifik menunjukkan nilai negatif pada Indian Ocean Dipole (IOD) dan nilai positif pada Southern Oscillation Index (SOI). “Kondisi ini meningkatkan suplai uap air dan memperbesar potensi hujan signifikan di wilayah Indonesia,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, dikutip dari laman bmkg.go.id, Sabtu, 1 November 2025.
Untuk periode 31 Oktober - 2 November, wilayah siaga hujan lebat hingga sangat lebat meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.
Sementara angin kencang diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.
Selanjutnya, pada 3–6 November, wilayah siaga hujan ekstrem diperkirakan bergeser ke Jawa Timur dan Papua Pegunungan. Angin kencang juga berpotensi melanda sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua Selatan.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan longsor. Warga diminta menjaga kebersihan drainase, menjauhi area terbuka saat hujan petir, dan rutin memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG. “Cuaca dapat berubah sewaktu-waktu. Tetap tenang dan siaga menghadapi potensi hujan ekstrem serta pahami langkah evakuasi bila diperlukan,” imbau BMKG. (Sultan Rafly Dharmawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id