Hujan meteor Orionid  berlangsung padaberlangsung mulai 2 Oktober hingga 7 November 2024 Ilustrasi: Pexels
Hujan meteor Orionid berlangsung padaberlangsung mulai 2 Oktober hingga 7 November 2024 Ilustrasi: Pexels

Jangan Ketinggalan, Hujan Meteor Orionid Hiasi Langit Indonesia di Pertengahan Oktober

Medcom • 09 Oktober 2024 14:32
Jakarta: Fenomena langit menakjubkan akan menghiasi bulan Oktober 2024 dengan hadirnya hujan meteor Orionid. Fenomena ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada 21 Oktober, ketika hingga 20 meteor per jam akan menerangi langit malam. 
 

Hujan meteor ini berlangsung mulai 2 Oktober hingga 7 November 2024 dan dapat dilihat dari belahan bumi utara dan selatan. 

Kecepatan Tinggi dan Cahaya Mempesona


Hujan meteor Orionid dikenal karena kecerahan dan kecepatannya yang luar biasa. Menurut NASA, meteor-meteor ini melaju dengan kecepatan hingga 148.000 mph (sekitar 66 km/s) ketika memasuki atmosfer bumi.
 
Meteor yang bergerak cepat ini sering meninggalkan jejak bercahaya atau kereta pijar yang dapat bertahan dari beberapa detik hingga beberapa menit. Fenomena ini juga kerap disertai dengan bola api, meteor yang lebih besar dan lebih terang, menambah pesona pertunjukan langit ini.

Pemandangan Langit yang Indah


Meteor Orionid tidak hanya spektakuler karena kecepatan dan kecerahannya, tetapi juga dikelilingi oleh bintang-bintang terang dari konstelasi Orion. Ini memberikan latar belakang yang indah untuk mengamati meteor yang melesat di angkasa.

Namun, NASA mengingatkan agar pengamat tidak hanya fokus pada konstelasi Orion, tempat radian hujan meteor ini berada. Menyaksikan meteor dari sudut 45 hingga 90 derajat dari titik radian akan menghasilkan pemandangan meteor yang lebih panjang dan lebih mencolok.
 
Baca juga: Meteor Adalah: Pengertian dan Proses Terjadinya
 

Persiapan untuk Menikmati Hujan Meteor


Untuk menyaksikan hujan meteor Orionid, Anda disarankan mencari lokasi yang jauh dari polusi cahaya seperti lampu jalan atau kota besar. Membawa kantong tidur, selimut, atau kursi taman bisa menjadi pilihan yang nyaman untuk menikmati pertunjukan ini.
 
Jika berada di belahan bumi utara, arahkan kaki Anda ke tenggara, sementara untuk pengamat di belahan bumi selatan, menghadaplah ke timur laut. Setelah berbaring dan memandang ke langit, dalam waktu kurang dari 30 menit mata akan beradaptasi dengan kegelapan, dan Anda pun akan mulai melihat meteor.
 
Fenomena ini akan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang fajar, jadi para pengamat memiliki banyak waktu untuk menikmati pemandangan menakjubkan ini. NASA juga menekankan pentingnya kesabaran saat menyaksikan hujan meteor ini, karena pertunjukan meteor biasanya berlangsung perlahan, namun memberikan momen-momen yang memukau.

Orionid: Meteor dari Komet Halley


Hujan meteor Orionid berasal dari serpihan debu yang ditinggalkan oleh Komet Halley, komet yang terkenal dan terlihat dari bumi setiap 76 tahun sekali. Serpihan-serpihan ini memasuki atmosfer bumi dan terbakar, menciptakan kilatan-kilatan terang yang dapat dilihat dari bumi. Nama "Orionid" sendiri berasal dari konstelasi Orion, meskipun konstelasi ini tidak merupakan sumber dari meteor tersebut, melainkan sekadar titik radian dari mana meteor tampak muncul.
 
Jadi, jika Anda penggemar astronomi atau hanya ingin menikmati keindahan langit malam, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan hujan meteor Orionid pada bulan Oktober ini. Siapkan diri Anda untuk pertunjukan alam yang spektakuler! (Suchika Julian Putri)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan