Misalnya, kata dia, guru dituntut memiliki rasa empati saat mengetahui wali atau orang tua siswa tak lagi bekerja, sehingga siswa tidak bisa membayar sejumlah iuran sekolah.
"Selain memiliki keterampilan dalam teknologi, dari sisi spritual guru juga dilatih memiliki empati dan kesabaran atas apa yang dialami wali atau orang tua siswa," kata Wakil Sekjen Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jejen Musfah dalam webinar Bangun Optimisme Pendidikan Indonesia, Selasa, 30 Desember 2020.
Baca: Penyesuaian Belajar di Masa Pandemi Jangan Menjadi Beban
Jejen mengatakan guru juga memiliki tugas tambahan selama pandemi. Yakni, menyediakan waktu untuk wali atau orang tua siswa untuk berdiskusi permasalahan pembelajaran anak.
"Hal ini yang penting di mana orang tua menjadi guru, bahwa menjadi guru seperti apa, ternyata tidak mudah mengajar anak. Hal ini berdampak pada akhirnya orang tua lebih kenal dan memahami guru. Meminta anak belajar tidaklah mudah adalah satu fakta," terangnya.
Menurutnya hal itu pula yang menjadi hikmah di balik hadirnya pandemi. Orang tua lebih merekatkan hubungannya dengan anak.
"Jelas pandemi merekatkan orang tua dan anak. Kondisi-kondisi itu mengharuskan sebuah kebijkan pemerintah harus mempercepat, pemerataan internet listrik dan telepon. Agar semua kegiatan pembelajaran di tengah pandemi ini berjalan lancar," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id