Transisi dari kondisi pandemi covid-19 ke era new normal membutuhkan adaptasi cara-cara baru untuk pemulihan dari situasi kritis tersebut, termasuk di sektor UMKM. Namun, dalam proses adaptasi ini, UMKM memiliki banyak keterbatasan yang membuatnya menghadapi banyak tantangan dalam mengembangkan produk atau jasa yang sesuai dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Platform yang dikembangkan oleh tim DMSN SBM ITB dengan bantuan Big Data Laboratory SBM ITB ini berbentuk aplikasi mobile dengan nama sementara ‘DMSN’. Dalam aplikasi tersebut, pelaku UMKM dapat bertukar informasi tentang pola penjualan dan konsumen, mengikuti coaching clinic bersama pakar bisnis, mendapatkan analisis produk, statistik penjualan, serta mendapat informasi acara pengembangan UMKM di Jawa Barat.
Selain itu, aplikasi ini juga berfungsi sebagai digitalisasi database UMKM di Jawa Barat yang dapat memetakan profil UMKM untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan strategis.
“Aplikasi kami mengumpulkan data UMKM yang kemudian diolah dengan data analytics agar kita bisa tahu kemampuan masing-masing UMKM beserta persebaran sektor dan daerahnya untuk mendukung pemahaman kebutuhan UMKM dan membantu pengambilan keputusan,” ujar Ketua Tim Peneliti dari KK DMSN SBM ITB, Santi Novani, dilansir dari laman ITB, Jumat, 17 Juni 2022.
Menurut Kepala Bidang Usaha Kecil Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat, Tatang Suryana, postur UMKM di Jawa Barat masih didominasi oleh usaha mikro sebanyak 85,02 persen dari total usaha yang ada. Karena itu, fokus untuk menaikkan usaha-usaha tersebut ke kelas menengah menjadi fokus dari Diskuk Jawa Barat.
“Namun, ada empat persoalan utama yang umumnya dihadapi UKM yang ingin ‘naik kelas’, yaitu pembiayaan, pemasaran, perizinan, dan teknologi. Ditambah lagi, 79,54 persen UMKM Jawa Barat belum memanfaatkan teknologi digital,” ujar Tatang.
Tatang menganggap aplikasi DMSN yang dikembangkan adalah solusi yang tepat. “Pola pendampingan UKM Juara dengan kolaborasi dengan tim dari SBM yang menuangkan banyak fitur ke dalam satu aplikasi dengan basis data terintegrasi membantu kami memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Ini semua yang dibutuhkan oleh UMKM, ada semua,” tuturnya.
Santi menyampaikan bahwa aplikasi DMSN akan diluncurkan secara resmi di workshop keduanya di bulan Juni ini. “Mudah-mudahan, aplikasi ini dapat membantu memperkuat UMKM dengan peran ITB sebagai pihak yang berkapabilitas di bidang big data untuk membantu kontinuitas dari bisnis UMKM agar dapat bertahan,” tutup Santi.
Baca juga: Gelar Halalbihalal, Ini Pesan Rektor di Depan Sivitas Akademika SBM-ITB
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News