PKN hingga saat ini telah menjadi platform aksi bersama untuk peningkatan interaksi kreatif antar budaya. Pada 2023, PKN kembali hadir dengan metode aksi lumbung atau pelumbungan dengan tema Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan.
"Kita mewarisi gagasan lumbung padi dan gotong royong sebagai satu bangsa yang besar dan terus bersatu di tengah keragaman budaya dan tradisi serta perkembangan zaman. Merawat bumi, Merawat Kebudayaan merupakan misi, visi, dan panggilan aksi kepada kita semua untuk menjaga kebudayaan dan alam, dua hal yang tidak terpisahkan dan saling memengaruhi,” kata Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dalam keterangannya, Kamis, 26 Oktober 2023.
PKN pertama kali digelar pada 2019 di kawasan Istana Olahraga (Istora) Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Sejak awal, PKN menggandeng komunitas dan kolektif dari berbagai daerah.
Di 2019, beberapa kegiatan dilakukan, seperti Festival Permainan Anak Tradisional di Desa Simo, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung; gelaran lomba permainan rakyat tingkat SD-SMP se-Indonesia yang diadakan di Kabupaten Asahan, Kisaran.
Pada PKN pertama ini juga digelar Festival Permainan Tradisional Alimpiado di Kabupaten Tasikmalaya, sayembara logo PKN, dan Semi Loka Kriya Kayu di Gedung Stovia Jakarta. Acara puncak PKN 2019 hadir di 29 taman budaya di bawah naungan provinsi yang berhasil mendatangkan kurang lebih 205.000 pengunjung.
Ketika pandemi covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, seluruh kegiatan PKN 2020 dilakukan daring. PKN 2020 menggandeng 4.791 seniman dan pekerja seni, 27 sesi konferensi, 93 pergelaran, dan 1.477 karya seni visual dipamerkan.
Dua pameran diadakan luring namun dengan jumlah pengunjung terbatas dan mengikuti panduan protokol kesehatan. Kedua pameran tersebut adalah Pameran Imersif Affandi di Galeri Nasional Indonesia dan Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro di Museum Nasional Indonesia.
Penyelenggaran PKN 2020 dipandang sebagai wujud dari ketahanan budaya. Sebab, kebudayaan dalam bentuk penyebaran pengetahuan, keragaman ekspresi, dan jenis mediumnya, bisa bertahan di tengah beragam kondisi.
PKN 2021 hadir dalam bentuk berbeda karena digelar luring dan daring. Dengan mengangkat tema “Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan”, PKN berusaha mendorong peran kebudayaan sebagai pandu yang melahirkan visi pembangunan Indonesia berkelanjutan.
Beragam tayangan program PKN 2021 disiarkan melalui kanal Indonesiana.tv dan laman resmi PKN. Adapun gelaran PKN 2021 meliputi 17 kompetisi budaya, 23 lokakarya, 11 sesi simposium, 60 pergelaran dan pameran serta 20 sesi konferensi.
Tibalah pada PKN 2023 yang mengusung metode aksi lumbung (pelumbungan). Metode ini digunakan untuk melihat, memetakan, menelaah, dan mempresentasikan praktik kerja kepada khalayak luas berdasarkan kerja-kerja yang sudah dan sedang dilakukan.
Melalui nilai dan cara kerja lumbung, praktik dari delapan kuratorial PKN 2023 hendak mendorong pembagian sumber daya dan kuasa pada sekian banyak kolektif dan masyarakat di seluruh Nusantara. Sehingga, prosesnya dilakukan lewat berjejaring dan saling memperkuat ekosistem.
Proses yang dimulai sejak Juni 2023 ini dibagi dalam tiga fase, yakni panen, rawat, dan bagi yang dilakukan di 223 titik di seluruh Indonesia. Pada 20-29 Oktober 2023 puncak acara dan proses 'bagi' PKN 2023 dilakukan lewat kehadiran 40 titik ruang tamu.
Ruang tamu yang dimaksudkan sebagai ruang bertemunya gagasan pemajuan kebudayaan ini tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Kepulauan Seribu. Kesemuanya dilakukan lewat kolaborasi bersama lebih dari 450 kolektif, komunitas, dan seniman dari seluruh Indonesia.
Baca juga: PKN 2023 Dorong Daerah Membaca Skena Kebudayaan |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News