Pengukuhan ini didasarkan pada Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 20216/M/07/2023 yang dikeluarkan pada 3 April 2023. Secara seremonial pengukuhan digelar Sabtu, 10 Juni 2023.
Dalam orasi ilmiahnya, Allen mengemukakan upaya pencegahan dan penghentian penggunaan rokok pada remaja. Menurutnya hal ini sudah menjadi tantangan kekinian.
Allen menyoroti merokok di kalangan remaja merupakan ancaman lebih besar ketimbang pada usia dewasa. Kemudahan dalam mendapatkan rokok juga berdampak pada kesehatan jangka panjang remaja.
“Center for Disease Control and Prevention (CDC) memperingatkan jika perilaku merokok pada remaja masih berlanjut, maka akan ada 5,6 juta orang berusia kurang dari 18 tahun yang akan meninggal lebih awal akibat penyakit yang terkait dengan rokok,” kata Allen.
Kepala Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Rumah Sakit (RS) Siloam Lippo Village ini mengungkapkan dengan populasi lebih dari 266 juta di Indonesia, jumlah perokok saat ini diperkirakan lebih dari 70 juta jiwa. Kebiasaan merokok sering dimulai pada masa remaja.
Dia menuturkan 9 dari 10 anak mulai merokok pada usia 18 tahun. Tidak hanya rokok konvensional, rokok elektrik juga menjadi perhatian penting karena berpotensi berdampak negatif pada kesehatan remaja.
“Rokok mengandung nikotin, zat psikoaktif utama yang ada dalam daun tembakau yang menyebabkan stimulasi psikologis adiktif. Paparan nikotin pada remaja dapat berdampak buruk pada sistem saraf pusat dan mengganggu fungsi serta perkembangan kognitif, terutama ketika penggunaan tembakau berlangsung dalam jangka panjang," papar dokter spesialis paru di RS Siloam Lippo Village.
Terkait dengan masalah kesehatan, sekitar 30 persen kematian akibat kanker terjadi pada perokok. Merokok dan paparan asap rokok juga meningkatkan risiko 2-4 kali lipat terkena penyakit jantung koroner dan stroke.
Selain itu, merokok juga meningkatkan risiko terjadinya infeksi, gangguan sistem imun, gangguan penglihatan, osteoporosis, dan diabetes. Sebagai upaya untuk menghentikan penggunaan rokok di kalangan remaja, sejak 2015 Allen telah menginisiasi Gerakan Berhenti Merokok (GEBROK).
GEBROK merupakan sebuah program pengembangan masyarakat yang diperkenalkan kepada mahasiswa FK UPH yang tergabung dalam organisasi Centre for Indonesian Medical Students Activities (CIMSA). Program secara masif membentuk kelompok untuk menyosialisasikan bahaya merokok dan memberi edukasi mengenai hal tersebut.
Hasil dari program ini menunjukkan pada 2015, 8 dari 11 partisipan berhasil berhenti merokok. Pada 2016, terdapat 10 dari 10 partisipan berhasil berhenti merokok dan pada 2017, 7 dari 11 partisipan berhasil berhenti merokok.
Allen mengatakan program GEBROK masih berlangsung setiap tahun secara konsisten. Meskipun pandemi covid-19 pada 2020-2022, mahasiswa tetap semangat menjalankan program ini walaupun secara daring.
“Saya juga memberikan masukan dan saran kepada pemerintah serta seluruh masyarakat Indonesia agar bersama-sama mengupayakan seruan dari WHO ini," tutur Allen.
Pada pengkuhan tersebut, Dekan FK UPH, Eka Julianta Wahjoepramono, mengungkapkan Allen adalah profesor bidang pulmonologi pertama dari FK universitas swasta di Indonesia. Lahirnya seorang Profesor FK dari universitas swasta termasuk hal langka.
Eka menyebut jumlah profesor dapat menentukan kualitas dan kredibilitas FK. Dia berharap Allen tidak hanya memberikan kontribusi bagi UPH dan Siloam, tetapi juga dalam mendidik dan melayani bangsa Indonesia bahkan dunia.
| Baca juga: Profesor di Usia 33 Tahun, Ibnu Sina Jadi Guru Besar Hukum Termuda di Indonesia |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id