Dia menuturkan isu seksualitas sebaiknya tidak lagi ditabukan. Isu seksualitas perlu diperkenalkan kepada anak.
"Dan isu seksualitas ini tidak terlalu dikekang tanpa rasionalitas, melainkan perlu menjadi topik diskusi yang sehat, membangun, dan sesuai dengan perkembangan psikologi anak, remaja, dan dewasa," ungkap Nabila kepada Medcom.id, Senin, 11 Juli 2022.
Dia menuturkan penting bagi anak mengenali identitas diri, sebagai laki-laki dan perempuan termasuk alat genital masing-masing. Nabila menyebut berangkat dari pengetahuan soal area privasi tersebut, anak perlu tahu sentuhan yang termasuk aman dari orang lain kepada mereka.
Lalu, berkembang pada usia remaja hingga dewasa, orang tua perlu mengembangkan pemahaman soal relasi yang sehat. Salah satu yang mesti menjadi poin ialah pengambilan keputusan.
"Tugas lingkungan adalah membantu anak dalam membuat batasan yang tepat, termasuk di dalamnya: hal-hal apa yang boleh dan tidak, hal yang benar dan salah, serta hal yang etis dan tidak etis. Sejalan dengan hal tersebut, anak perlu mengembangkan keberanian dalam menolak hal yang di luar batas dan meminta bantuan pada orang dewasa lain," papar dia.
Nabila menyebut orang dewasa perlu hadir sebagai orang-orang signifikan yang tepat, yang dapat memberi rasa percaya dan rasa aman pada anak. Guru dan orang tua perlu peka dalam mengamati tanda-tanda gerak-gerik anak apabila ada yang lain dari biasanya.
"Pendekatan yang tepat akan berujung pada keterbukaan anak. Keterbukaan anak ini yang kemudian perlu ditanggapi secara responsif, misal dengan berani menegur pelaku dan melaporkan kepada yang berwajib," ujar Nabila.
| Baca juga: Orang Tua Jangan Menganggap Tabu Pendidikan Seks kepada Anak |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
