UNY mengukuhkan 8 guru besar baru. Foto: UNY
UNY mengukuhkan 8 guru besar baru. Foto: UNY

UNY Kembali Tambah 8 Guru Besar Baru

Citra Larasati • 01 Januari 2023 16:07
Jakarta:  Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengukuhkan 8 guru besar. Pengukuhan guru besar ini merupakan salah satu tradisi untuk mengapresiasi dan penghargaan bagi para dosen yang telah berjuang mendapatkan jabatan tertinggi. 
 
Rektor UNY, Sumaryanto mengatakan, pengukuhan ini sekaligus menjadi wadah akademis bagi para guru besar untuk mengemukakan ide, gagasan dan informasi terkini terkait bidang keilmuan yang ditekuni.
 
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Pemberdayaan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Sujarwo mengatakan setiap anggota masyarakat memiliki potensi yang terbaik dalam dirinya, yang siap untuk diberdayakan, baik secara individu maupun kelompok. Pemberdayaan di lakukan melalui penyadaran, pemberian daya, pengelolaan daya dan optimalisasi daya dengan memperhatikan kondisi, situasi, masalah, kebutuhan dan potensi yang dimiliki anggota masyarakat secara komprehensif.

“Hal ini dimaksudkan agar serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal dapat terlaksana secara efektif, produktif, dan efisien,” ujarnya dilansir dari laman UNY, Minggu, 1 Januari 2023.
 
Untuk itu diperlukan alat bantu untuk memberikan kemudahan dan percepatan (akselerasi) pelaksanaan program, yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau digitalisasi kegiatan dalam persiapan, pelaksanaan, evaluasi, publikasi sampai pada program tindak lanjut. Mami Hajaroh memaparkan bahwa Research, Development, dan Diffusion merupakan pendekatan penelitian yang berkelanjutan dari penelitian dasar, penelitian pengembangan dan penelitian difusi yang merupakan serangkaian tahapan penelitian untuk mengoptimalkan manfaat penelitian dengan diseminasi-difusi.
 
Juga kajian berbagai penelitian difusi yang telah banyak digunakan, maka penting untuk melakukan penelitian secara berkelanjutan dengan tahap Research, Development, dan Diffussion.  Sehingga bisa memastikan hasil riset telah memberikan manfaat bagi masyarakat.
 
Menurut Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Nonformal pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Serafin Wisni Septiarti, aksesibilitas pendidikan berkualitas bagi semua menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keterlibatan anak-anak marginal.  Juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sampai saat ini menjadi prioritas pembangunan.
 
Pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan formal dan pendidikan nonformal mensyaratkan peran pendidik berperspektif multikultural, memberi kesempatan yang sama bagi peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi, memfasilitasi belajar dengan berbagai perbedaan, minat, gaya belajar peserta didik.
 
“Oleh karena itu pendidik dalam tugas pembelajarannya menggunakan metode, strategi yang berbeda atau deferential learning” katanya.
 
Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pendidikan Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Kus Eddy Sartono menjelaskan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan politik di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik. Sehingga yang bersangkutan memiliki pengetahuan politik serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat, negara dan bangsa.
 
Pendidikan Multikultural diperlukan dalam Pendidikan Kewarganegaraan karena Pendidikan Multikultural sangat strategis untuk dapat mengelola berbagai kemajemukan secara kreatif.  Sehingga konflik yang muncul sebagai dampak dari transformasi dan reformasi sosial dapat dikelola secara cerdas dan menjadi bagian dari pencerahan kehidupan bangsa ke depan.
 
Kemudian Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Wuri Wuryandani menyebutkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengemban amanah tidak hanya pada pencapaian hasil belajar secara kognitif, namun juga sikap dan keterampilan.
 
Pencapaian kompetensi aspek sikap tergambarkan dalam kompetensi inti berupa sikap spiritual dan sikap sosial. Upaya mengembangkan pembelajaran PKn yang bermuatan nilai karakter dapat dilakukan guru dengan cara mendesain pembelajaran dengan sebaik mungkin, kreatif, dan inovatif.
 
"Tujuannya gar dapat memberikan pengalaman belajar pada aspek sikap yang beragam kepada peserta didik” tegasnya.
 
Pemilihan model pembelajaran inovatif sangat diperlukan pada pembelajaran PKn di sekolah dasar, karena sudah terbukti melalui berbagai penelitian bahwa model pembelajaran yang inovatif dapat memberikan dampak pada penguatan karakter peserta didik. Menurut I Ketut Sunarya memelihara dan melindungi kriya adhiluhung merupakan kewajiban, namun membongkar dan menciptakan karya baru sebagai unggulan menjadi tugas generasi yang harus dilaksanakan bersama.
 
Menciptakan karya yang baru tidak harus menghapus yang lama malah sebaliknya. Karena membangun gestal lama sebagai fondasi untuk melahirkan gestal baru, dan kreativitas memerlukan langkah berkelanjutan.
 
Kriya tumbuh dan berkembang seirama dengan kehidupan manusia itu sendiri. Masyarakatpun yakin bahwa kriya nusantara hadir untuk meningkatkan kualitas hidup secara lahir maupun batin guna tercapainya cita-cita kehidupan bangsa Indonesia yang Jagadhita.

Kedelapan guru besar baru tersebut adalah:

  1. Prof. Dr. Sujarwo, M.Pd. Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Pemberdayaan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan,
  2. Prof. Dr. Mami Hajaroh, M.Pd. Guru Besar dalam Bidang Penelitian dan Evaluasi Kebijakan Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan,
  3. Prof. Dr. Serafin Wisni Septiarti, M.Si. Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Nonformal pada Fakultas Ilmu Pendidikan
  4. Prof. Dr. E. Kus Eddy Sartono, M.Si. Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pendidikan Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan
  5. Prof. Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd. Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan
  6. Prof. Dr. I Ketut Sunarya, M.Sn. Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengkajian Kriya Tradisional pada Fakultas Bahasa dan Seni
  7. Prof. Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc. Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Kimia pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
  8. Prof. Dr. Sri Harti Widyastuti, M.Hum. Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kajian Sastra dan Budaya Jawa pada Fakultas Bahasa dan Seni.
Baca juga:  Profil Profesor Rubi, Guru Besar ITS yang Dipercaya Pimpin ITK

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan