Naufal dan tim menyabet Juara 2 pada wilayah 2 di tingkat regional dan Juara 3 nasional dengan merancang robot transporter koin. Perjalanannya meraih prestasi tersebut penuh tantangan karena berlangsung dalam masa transisi dari perkuliahan daring ke luring.
“Kami berlatih setiap hari hingga larut malam di kampus. Kerja keras itu akhirnya berbuah hasil. Terima kasih kepada tim saya, Diaz Samsun, Sirojuddin, Ilman Andaludzi, dan Rafi Athallah, atas kerja sama yang luar biasa. Tak lupa, kepada dosen pembimbing saya, Bapak Rodik Wahyu Indrawan atas dedikasinya yang luar biasa selama ini,” kata Naufal dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 19 Februari 2025.
Baca juga: Sempat Gap Year, Kiara Putuskan Kuliah Demi Ortu hingga Jadi Wisudawan Terbaik Unair |
Naufal juga mengembangkan kemampuan profesionalnya melalui magang selama enam bulan di PT Terminal Teluk Lamong, Surabaya. Dia bekerja di divisi Automated Stacking Crane (ASC), yang mengelola sistem crane semi otomatis.
Pengalaman tersebut memberinya wawasan mendalam dan menjadi topik utama skripsinya. Kesibukan akademik dan non-akademik tidak menyurutkan langkah Naufal.
Ia menggunakan metode skala prioritas untuk menyelesaikan berbagai tanggung jawab. Bagi Naufal, kelulusan adalah wujud tanggung jawab kepada orang tua dan semua pihak yang mendukungnya.
Setelah lulus, Naufal ingin memperdalam minatnya di bidang otomasi dan robotika, baik dengan bekerja di industri maupun melanjutkan studi ke jenjang S2. Dia berbagi tips kepada mahasiswa lain agar sukses dalam perkuliahan.
“Ikuti perkuliahan dengan sungguh-sungguh, raih pengalaman melalui magang dan kompetisi, bangun koneksi yang luas, dan jangan lupa mendekatkan diri kepada Tuhan,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News