Hasil awal dari penanaman cip tersebut menunjukkan terdeteksi adanya lonjakan neuron yang menjanjikan. Neuron, dengan sinyal listrik dan kimianya yang terpadu, berperan penting membangun jaringan komunikasi kompleks di dalam sistem saraf.
Dosen Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (TRKB) Universitas Airlangga (Unair), Rizki Putra Prastio, menjelaskan dalam dunia elektronika, cip merupakan sirkuit terpadu atau Integrated Circuit (IC). Cip adalah suatu komponen yang berisikan komponen-komponen lebih kecil lagi.
"Komponen utamanya terdiri dari transistor, juga kapasitor yang ukurannya sangat kecil sekali. Jumlah komponennya bisa mencapai jutaan. Umumnya, cip banyak terdapat pada benda-benda elektronik,” jelas Tio dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 12 Februari 2024.
Cip memiliki fungsi beragam tergantung dengan tujuan menggunakannya. Biasanya, untuk melakukan suatu tugas, terdapat beberapa cip yang saling terintegrasi dengan tujuan memberikan luaran sesuai dengan keinginan pengguna.
Tio menyebut di dalam otak, terdapat banyak impuls listrik yang memerintahkan tangan, kaki, hingga mulut untuk bergerak. Sehingga, manusia dapat mengintervensi dengan yang lain.
Cip yang ditanamkan pada otak harus menyambung dengan saraf tertentu yang terhubung dengan saraf gerak. Perlunya penanaman cip di dalam otak manusia adalah ketika orang ingin bergerak dan terdapat masalah dalam jalur komunikasinya.
"Sedangkan, sebenarnya otaknya masih hidup, tetapi impuls yang terdapat di otak tidak dapat menyampaikan komunikasi tersebut,” papar Tio.
Dia mengatakan sesuatu yang terpasang di tubuh harus biokompatibel, sehingga tidak terdapat penolakan. Apabila cip yang digunakan tidak biokompatibel, pembungkusnya harus kompatibel dan tidak toxic.
Tio setuju dengan tindakan Neuralink dengan penanaman cip pada otak. Hal tersebut dapat membantu pasien melakukan gerak sesuai dalam pikiran. Sehingga, menjembatani orang-orang yang membutuhkan.
“Namun, tidak menutup kemungkinan akan timbul dampak negatif dari penanaman cip tersebut. Robot dapat bergerak sesuai dengan yang kita pikirkan, tetapi kita tidak mengetahui komponen di dalamnya apa saja. Hal tersebut bisa saja dikendalikan dari luar,” ucap dosen FTMM tersebut.
Dia menilai tindakan Neuralink merupakan tanda kemajuan teknologi dan peradaban manusia. Semula, tidak memungkinkan terjadi, sekarang semuanya dapat terjadi.
“Hal ini merupakan tanda perubahan dunia, perkembangan ilmu pengetahuan yang mau tidak mau menyebabkan manusia harus mampu menghadapinya,” tutur Tio.
Baca juga: Demonstrasi Elon Musk Tanam Kecerdasan Buatan ke Otak |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id