Ilustrasi gerhana matahari. DOK UB
Ilustrasi gerhana matahari. DOK UB

Tim Astrofotografi UB Memperkirakan Akan Terjadi Gerhana Matahari pada Ramadan Tahun Ini

Renatha Swasty • 23 Maret 2023 10:19
Jakarta: Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya (UB) memperkirakan akan terjadi gerhana matahari pada Ramadan tahun ini. Hal ini terjadi karena konjungsi matahari dan bulan menjelang 1 Syawal 1444.
 
Anggota tim, Eka Maulana, menjelaskan gerhana matahari total dapat diamati di Indonesia bagian timur hingga tengah. Sedangkan, gerhana matahari parsial (sebagian) dapat diamati dari Indonesia bagian tengah hingga bagian barat.
 
“Fenomena gerhana matahari diperkirakan akan terjadi pada 20 April 2023,” kata Eka dikutip dari laman prasetya.u.ac.id, Kamis, 23 Maret 2023.

Eka menuturkan masyarakat yang berada pada daerah Indenesia bagian barat khususnya kota Malang dapat menikmati gerhana matahari parsial mulai pukul 09.28 WIB hingga pukul 12.22 WIB.
 
“Puncak gerhana matahari terjadi pukul 10.52 dengan tingkat magnitute gerhana 67 persen. Total Waktu gerhana 2 jam 55 menit,” papar Eka.
 
Eka mengatakan terjadinya gerhana matahari berpotensi dapat menyebabkan berkurangnya intensitas radiasi inframerah matahari yang jatuh ke lapisan ionosfer bumi. Fenomena ini memungkinkan menurunnya jumlah foton yang merupakan gelombang elektromagnetik yang berada di atas bumi.
 
Adapun sebagai gelombang elektromagnetik berperan sebagai media transmisi dalam pengiriman sinyal satelit, radio, HP, maupun sinyal perangkat komunikasi sejenis lainnya. Eka menyebut bila perangkat-perangkat komunikasi ini tidak diset dengan ambang batas toleransi perubahan intensitas radiasi maka ada peluang akan terpengaruh dalam pengiriman data.
 
"Perubahan radiasi ini besar kemungkinan juga dapat dirasakan oleh makhluk hidup lain yang peka terhadap perubahan intensitas gelombang elektromagnetik seperti hewan melata, burung, maupun jenis tanaman tertentu,” ujar dia.
 
Meghadapi fenomena ini, Eka menyarankan untuk selalu waspada terhadap segala bentuk perubahan iklim, cuaca, maupun fenomena alam lainya.
 
“Bahwa adanya fenomena-fenemena ini adalah tanda-tanda alam dari sang Pencipta yang mestinya kita ambil pelajaran serta hikmahnya. Disarankan melihat gerhana matahari dengan filter matahari, sehingga tidak secara langsung radiasi sinar ini mengenai mata kita,” tutur dia.
 
Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya dikoordinatori M Fauzan Edipurnomo. Adapun anggota tim terdiri atas Eka Maulana, Waru Djuriatno, M Aswin, A A Razak, dan beberapa pranata laboratorium Fakultas Teknik.
 
Baca juga: Pakar Bosscha Sebut Gerhana Matahari April 2023 Spesial, Ini Penjelasannya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan