Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) M Ali Ramdhani dalam Dies Natalis ke-56 UIN Bandung. DOK Kemenag
Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) M Ali Ramdhani dalam Dies Natalis ke-56 UIN Bandung. DOK Kemenag

PTKN Didorong Bikin Terobosan Tak Cuma Auto Pilot

Renatha Swasty • 24 April 2024 14:18
Jakarta: Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) M Ali Ramdhani mengingatkan dunia pendidikan tinggi di Indonesia semakin kompetitif. Dia meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) terus membuat terobosan agar bisa memenangkan persaingan.
 
“Dengan sumber daya melimpah, jika hanya berpegang pada "yang penting jalan" atau auto pilot, memang akan tetap berjalan. Tapi Ada tanggung jawab besar yang diemban. Tentu, kita semua tidak ingin menjadi bagian dari orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Dhani dalam memberikan sambutan pada Dies Natalis ke-56 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati dikutip dari laman kemenag.go.id, Rabu, 24 April 2024.
 
Dhani menuturkan ada tiga hal yang bisa dilakukan PTKN agar terus maju dan kompetitif. Pertama, rancang dan tetapkan visi dan misi yang jelas dan konkret.

Dia mengatakan seringkali sebuah institusi besar melaju tanpa arah jelas. Hal itu lantaran visi dan misinya tidak jelas dan tegas.
 
“Peran Rektor sangat penting untuk membangun visi dan misi yang jelas sekaligus mentransformasikannya pada seluruh sivitas akademika. Visi dan misi yang menjadi denyut nadi dalam menjalankan segenap aktifitas mereka,” papar dia.
 
Kedua, melakukan terobosan-terobosan kreatif dan berani. Dhani menyebut visi dan misi yang jelas diturunkan dalam program inovatif dan keberanian berpikir out of the box atau bahkan berpikir without the box dalam implementasinya.
 
“Lakukan benchmark ke berbagai perguruan tinggi dengan reputasi internasional di berbagai negara. Lihat secara mendalam, duplikasi dengan berbagai inovasi program-program yang menarik. Atau bahkan, jadikan inspirasi dalam penyusunan berbagai program,” tutur dia.
 
Ketiga, fokus pada target. Dia meminta PTKN membuat target konkret di setiap lapisan tingkatan. Wakil Rektor memiliki target-target konkret yang harus dipenuhi.
 
Dekan, Direktur Pascasarajan, Kepala Pusat, dan seluruh pejabat juga mesti mempunyai target konkret. Dhani menekankan mereka semua harus memiliki target pencapaian kinerja yang jelas, baik persemester atau dalam satu tahun.
 
Selanjutnya, setiap lapisan di atasnya mengawasi progres pencapaian itu sekaligus menagih target yang sudah ditentukan. “Dengan cara ini, pengawalan terhadap berbagai program bisa dilakukan. Rektor juga dapat menjadi konduktor yang mengorkestrasi seluruh gerak dan program,” tegas dia.
 
Dhani memberi target khusus kepada UIN Sunan Gunung Djati, Bandung agar memperluas medan tanding, baik di dalam negeri maupun luar negeri. UIN Bandung harus bisa bersaing dengan perguruan tinggi Umum favorit dan bonafid di Indonesia atau bahkan di wilayah regional Asia Tenggara maupun Asia.
 
Dia menyebut dibutuhkan perjuangan berat, termasuk mengupayakan bisa masuk QS World University Rankings. UIN Bandung perlu memperhatikan dan memenuhi sejumlah indikator yang dijadikan sebagai basis penilaian QS World University Rankings.
 
Ada Sembilan indikator, yaitu academic reputation, employer reputation, faculty student ratio, citation per faculty, international faculty ratio, international students ratio, international research network, employment outcomes, dan sustainability.
 
Baca juga: Satuan Pengawasan Intern di 15 PTKN Diperkuat

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan