“Pelantikan Rektor terpilih akan dilaksanakan pada 7 Oktober 2024,” tulis pengumuman di akun Instagram @universitaspadjadjaran dikutip Kamis, 4 Juli 2024.
Pada tahap terakhir pemilihan rektor, Arief bersaing dengan dua calon rektor lainnya, yaitu Prof. Popy Rufaidah, PhD dan Prof. Dr.med. Setiawan dalam Rapat Pleno Terbuka yang digelar MWA Unpad.
Melansir situs resmi unpad.ac.id, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita merupakan Guru Besar di Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. Jabatan terakhirnya sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.
Prof. Arief pernah menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi 2015-2020. Selain itu, ia merupakan seorang dokter spesialis mata di Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung.
Dalam CV yang diunggah pada Mei 2020, pria kelahiran 27 Juli 1970 itu mengajar di unit Vitreoretina, Departemen Ilmu Kesehatan Mata Unpad. Selain mengajar, Arief merupakan alumnus Unpad juga.
Ia menempuh studi S1 di Fakultas Kedokteran (FK) pada 1996 dan S2 di bidang Oftalmologi pada 2007. Kemudian, ia lanjut menempuh studi S3 di Juntendo University School of Medicine, Tokyo, Jepang pada 2011.
Sebelumnya, Guru Besar FK Unpad itu pernah mengikuti pelatihan Clinical Fellowship in Vitreoretina di Radbout University Hospital, Nijmegen, The Netherland pada 2004-2005. Sementara itu, Arief berhasil meraih lima penghargaan, salah satunya adalah Asia Pacific Academy Ophthalmology (APAO) LDP award program pada 2013.
Tiga Target MWA
Saat disinggung mengenai strategi dalam mencapai tiga target MWA, Prof. Arief mengatakan, strategi utama dalam mewujudkan tiga target tersebut adalah memperkuat proses digitalisasi di lingkungan Unpad.“Digital saat ini menjadi disrupsi yang tidak bisa ditunda,” kata Arief.
Salah satu implementasi dari “Unpad Going Digital” adalah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat di luar mahasiswa Unpad untuk mengikuti pembelajaran di Unpad. Program ini merupakan lanjutan dari program pembelajaran daring MOOC Unpad yang sudah dijalankan selama masa kepemimpinan Rektor, Rina Indiastuti.
“Sebetulnya sudah dijalankan oleh Prof. Rina bahwa hybrid university itu sudah ada di Unpad. Hanya, kami akan mencoba mengakselerasi,” jelasnya.
Dengan proses akselerasi ini, proses pembelajaran di Unpad tidak hanya diikuti oleh 36 ribu mahasiswa aktif Unpad, tetapi pemelajar di luar Unpad ikut dalam program pembelajaran. “Sehingga nanti masyarakat, di manapun dia berada bisa berkuliah di Unpad tanpa perlu datang ke kampus,” imbuhnya.
Selain itu, Unpad ke depan akan membuka program studi baru kekinian dan selama ini belum ada. Pembukaan prodi baru ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan di masyarakat serta mampu memenuhi tuntutan kompetensi di dunia kerja.
“Kita sadar sekarang dunia kerja sudah tidak lagi memerlukan ijazah, tetapi kompetensi. Kami juga berharap mahasiswa sekarang itu punya kesadaran untuk menambah kompetensinya,” pungkas Arief.
Arief juga memastikan, pendidikan di Unpad akan tetap terjangkau oleh masyarakat seperti yang sudah dilakukan oleh rektor sebelumnya. Diharapkan, mahasiswa akan tetap tenang untuk berkuliah tanpa perlu memikirkan biaya melalui beragamnya program beasiswa yang bisa diperoleh.
“Harapannya tidak akan ada kesan bahwa UKT di Unpad itu mahal,” tegasnya.
Arief memastikan untuk mencegah adanya kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sehingga tetap akan terjangkau oleh masyarakat. Selanjutnya, pihaknya juga akan meningkatkan pemberdayaan aset yang sudah dijalankan saat ini.
“Mudah-mudahan itu bisa digunakan untuk meningkatkan pendapatan di samping kita juga akan bekerja sama dengan berbagai macam pihak untuk bisa memberikan beasiswa untuk mahasiswa kami,” pungkas Prof. Arief. (Theresia Vania Somawidjaja)
| Baca juga: Selamat! Prof. Arief Kartasasmita Terpilih Sebagai Rektor Unpad Periode 2024-2029 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
