Ilustrasi puasa. Freepik
Ilustrasi puasa. Freepik

Dosen Psikologi Unair Ungkap Manfaat Puasa dari Sisi Psikologis

Renatha Swasty • 14 April 2022 16:50
Jakarta: Berpuasa memiliki segudang manfaat. Tidak hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga bermanfaat bagi ketahanan mental.
 
Dosen Departemen Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Atika Dian Ariana menuturkan untuk memperoleh manfaat puasa dari segi psikologis terdapat beberapa hal yang harus dicapai seseorang ketika puasa dengan tepat.
 
“Dengan tepat itu artinya kita menjaga kondisi kesehatan secara umum bukan hanya mengandalkan puasa. Jadi, bukan berarti puasa itu satu-satunya cara untuk membuat ketahanan mental,” kata Atika dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 14 April 2022.  

Atika menuturkan dari segi psikologis berpuasa dapat memperbaiki mood. Sebab, hormon-hormon yang berkaitan dengan stres akan menurun.
 
“Di saat yang sama, hormon yang berhubungan dengan rasa bahagia itu meningkat ketika orang berpuasa,” kata Kaprodi S1 Psikologi Unair itu.
 
Berpuasa juga bermanfaat memperbaiki kualitas tidur bila benar-benar mengikuti alarm tubuh. “Di saat puasa itu, kita seperti handphone yang di-factory reset. Jadi, ritme sirkadian kita yang bertanggung jawab ke jam tidur itu juga diaktifkan kembali,” jelas Atika.
 
Atika menjelaskan berpuasa mengharuskan untuk menahan segala jenis nafsu. Hal itu berguna meningkatkan kontrol diri serta kepekaan sosial. Berpuasa dapat memandu mengekspresikan emosi negatif dengan cara yang lebih konstruktif.
 
“Selain itu, ibadah satu ini juga dapat melatih empati kita terhadap sesama,” tutur dia.
 
Tak kalah penting, berpuasa dapat mengasah sense of self. “Kalau betul-betul berpuasa dan berusaha untuk memahami manfaat puasa bagi tubuh, kita akan paham apa yang kita butuhkan. Jika kita bisa menindaklanjutinya, kita akan punya perasaan bahwa kita mampu mengelola diri dalam berbagai situasi,” tegas Atika.
 
Lalu, bagaimana manfaat berpuasa dari segi psikologis dapat dirasakan optimal? Atika menyarankan senantiasa menjaga kesehatan fisik selama berpuasa. Pasalnya, hal itu saling berkaitan dengan psikis manusia.
 
“Selain itu, penting juga untuk menumbuhkan keyakinan akan manfaat berpuasa bagi diri kita masing-masing,” ujar dia.
 
Atika juga menyarankan agar membuat jadwal aktivitas sehari-hari agar selama berpuasa lebih bermakna. Dia juga menekankan pentingnya menyeimbangkan waktu untuk bersosialisasi dan bagi diri sendiri.
 
“Kadang-kadang, untuk beberapa orang nggak terasa puasa isinya bukber setiap hari sampai lupa waktu untuk diri sendiri karena keasyikan sama teman-teman,” tutur dia.
 
Sementara itu, terkait dengan pengelolaan emosi, Atika mengatakan berpuasa menjadi momen tepat melakukan refleksi mengenai hal yang selama ini sudah baik dan perlu dipertahankan atau hal-hal lain yang perlu dikembangkan. Dia menuturkan sebagai refleksi, ada proses evaluasi pada diri sendiri dan memperbanyak aktivitas spiritual.
 
“Puasa itu sebenarnya kalau kita mampu memanfaatkan atau melakukan refleksi pada hal yang bisa kita lakukan, kita akan meraih kemenangan sejati. Karena kalau kenal diri kita lebih baik kita akan bisa lebih paham ke depan itu mau ngapain,” ujar Atika.
 
Baca: Tips Sehat Makan Gorengan Saat Buka Puasa dari Ahli Gizi Unair
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan