Agustina merupakan Profesor aktif ke-9 dari FK dan Profesor aktif ke-173 di UB serta menjadi Profesor ke-304 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB. Sedangkan, Sumiati adalah Profesor aktif ke-20 dari FEB dan Profesor aktif ke- 174 di UB serta menjadi Profesor ke-305 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Agustina dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Imunologi. Dia mengangkat tema penelitian Peran Lyso-Lectin “iCan SoLec” sebagai Pendekatan Baru Imunoterapi Kompelementer Kanker.
Dia menjelaskan cacing tanah berpotensi menjadi bahan alam yang digunakan untuk imunoterapi melawan penyakit kanker. Cacing ini mensekresi coelomic fluid yang mengandung lysozyme-lectin (lyso-lectin) yang terbukti memiliki efek anti-kanker.
“Hasil studi yang kami lakukan, lyso-lectin “iCanSolec” terbukti efektif digunakan sebagai terapi pendamping. Tapi, pemakaiannya perlu dikombinasikan dengan obat kemoterapi standar,” ujar Profesor lulusan Universitas Nagoya tersebut dikutip dari laman prasetya.ub.ac.id, Jumat, 9 Desember 2022.
Lyso-lectin memiliki berbagai aktivitas biologis, termasuk fungsi sebagai imunomodulator, senyawa yang meningkatkan kekebalan tubuh. Pemanfaatan lyso-lectin sebagai agen imunoterapi merupakan salah satu solusi perkembangan terkini di bidang pengobatan penyakit kanker yang memiliki prospek di masa mendatang.
Agustina menuturkan kelebihan lainnya bahan dasar terapi ini mudah diperoleh dan harganya terjangkau. Selain itu, proses pembuatannya juga cukup sederhana, dibandingkan dengan imunoterapi sintetis pada umumnya.
Dia menyebut proses imunoterapi akan menstimulasi sistem kekebalan untuk melawan sel kanker melalui regulasi senyawa aktif yang berperan penting pada jalur molekuler untuk menghambat dan memulihkan fungsi tubuh. Imunoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang mendorong sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara efektif.
Beberapa bukti menunjukkan lyso-lectin dapat memengaruhi respons imun dengan cara menekan proliferasi dan meningkatkan kematian sel kanker.
Selanjutnya, Sumiati mengangkat tema IMIFS: Integrasi Modal Intelektual, Modal Fisik, dan Modal Sosial dalam Meningkatkan Kecepatan Inovasi Dan Kinerja Berkelanjutan. Dia dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Ilmu Manajemen Keuangan.
IMIFS merupakan pendekatan yang mengintegrasikan modal intelektual, modal fisik, dan modal sosial dalam meningkatkan kecepatan inovasi dan kinerja berkelanjutan. Modal intelektual yang dikelola optimal mampu menangkap peluang investasi strategis serta mendorong kecepatan inovasi dan meningkatkan kinerja berkelanjutan perusahaan.
Sumiati menjelaskan kinerja berkelanjutan berbeda dengan kinerja pada umumnya. Kinerja berkelanjutan meliputi tiga aspek, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Konsep kinerja pada umumnya lebih menekankan pada profit. Sedangkan, perusahaan sangat berkepentingan dengan berbagai pemangku kepentingan. Seharusnya perusahaan tidak hanya menitikberatkan pada profit dan penggunaan teknologi tetapi harus memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan sosial,” tutur mantan Ketua Jurusan Manajemen ini.
Sumiati mengatakan kinerja berkelanjutan perusahaan yang unggul dapat dicapai saat modal intelektual dengan menggunakan kontak sosial dan interaksi sosial dapat membangun jaringan sosial serta meningkatkan kepekaan sosial. Modal intelektual terdiri dari modal manusia (human capital), modal struktural (structural capital), dan modal pelanggan (customer capital).
Peran modal intelektual di dalam keputusan investasi dan mendorong kecepatan inovasi dipengaruhi sikap manajer terhadap risiko apakah manajer penghindar risiko (risk averter) maupun manajer yang berani mengambil risiko (risk taker).
Namun, model IMIFS ini tergantung pada elemen modal intelektual yang memiliki karakter variatif selain peran keterlibatan manajer di dalam mengambil keputusan. Modal intelektual variatif mulai dari pengetahuan, kompetensi, keterampilan, komitmen, inovativitas, dan sikap bijak yang dimiliki oleh karyawan akan berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan modal intelektual.
“Sikap manajer di dalam pengambilan keputusan sangat tergantung pada preferensi sikap manajer terhadap risiko, sehingga akan mempengaruhi kecepatan menciptakan dan menangkap peluang investasi strategis dan inovasi,” tutur dia.
Sumiati menjelaskan untuk melaksanakan model IMIFS perusahaan seyogyanya melakukan empat langkah. Pertama, peningkatan kualitas modal intelektual terutama manajemen human capital (modal manusia).
Kedua, modal intelektual harus memiliki kecerdasan menyaring informasi, menangkap peluang investasi serta kecepatan inovasi, sehingga pentingnya peran knowledge management. Ketiga, perusahaan mengembangkan tiga unsur utama dalam modal sosial yaitu kepercayaan (trust), hubungan timbal balik (reciprocal), dan interaksi sosial (interaction).
Interaksi sosial yang dibangun perusahaan semakin luas, maka jaringan sosial perusahaan semakin kuat. Terakhir, perusahaan senantiasa menjaga keseimbangan kinerja tidak hanya aspek ekonomi, tetapi aspek sosial dan lingkungan sebagai perwujudan kepedulian perusahaan pada seluruh pemangku kepentingan termasuk pelestarian alam.
| Baca juga: Rektor UB: Kesuksesan Ditentukan Kerja Keras, Jangan Terbuai 'Instanisasi' Teknologi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id